Tragis, Tak Dihadiri UAS, Meriam Gunung Sahilan Telan Korban Jiwa

Evakuasi-Korban-Ledakan-MERIAM.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, GUNUNG SAHILAN - Bak jatuh tertimpa tangga, acara syukuran penobatan Raja Gunung Sahilan H. M.T Nizar yang Dipertuan Agung yang rencananya mendatangkan penceramah kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) berbuah petaka, Rabu, 9 Mei 2018.

Ribuan masyarakat yang memadati tempat acara berharap bisa mendengarkan ceramah sang ustadz harus kecewa karena berdasarkan informasi dari panitia, penceramah tamatan Al -Azhar Mesir ini hilang kontak dan dipastikan tidak hadir.

Belum habis rasa kecewa masyarakat, karena tak bisa bertatap muka langsung dengan sang idola, dentuman keras Meriam Lelo memecah hiruk pikuk warga menjadi teriakan histeris melihat beberapa orang tergeletak ke tanah bersimbah darah.

Seorang warga, Amirson menuturkan, sebelum peristiwa duka itu terjadi, dirinya bersama Raja Gunung Sahilan H.M.T. Nizar Yang Dipertuan Agung, Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira, Camat Gunung Sahilan Dedi Herman, Kapolsek Kampar Kiri Kompol Yulisman, S.

Kepala Desa Se Kecamatan Gunung Sahilan, Para Ninik Mamak dan Tokoh Adat Serantau Kampar Kiri, beberapa orang panitia menunggu kedatangan UAS di Kantor Desa.

"Jam 9 pagi kita masih bisa kontak dengan beliau (UAS) tapi jam 10, kita lost kontak, termasuk dengan pendampingnya. Setelah itu kami memutuskan untuk kembali ke istana," ujar Amirson.



Beberapa meter menuju istana, lanjut Amirson berkisah, terdengar suara Lelo yang sangat keras, menurutnya, sebagai warga asli Gunung Sahilan dirinya tak pernah mendengar bunyi Lelo kerajaan Gunung Sahilan sekuat itu.

Baca Juga Kronologi Meriam Kerajaan Di Istana Darussalam Meledak, Tewaskan 1 Warga

"Setelah dentuman Lelo, terdengar teriakan histeris warga, meminta ambulance, memang saat itu satu unit ambulance disediakan panitia, namun saya belum tahu pasti apa yang terjadi, karena orang-orang berteriak ambulance, ambulance, ada korban, ada korban, tak menjawab pertanyaan saya saking paniknya mungkin," lanjut Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gunung Sahilan ini mengisahkan kejadian pilu tersebut.

"Ternyata teriakan histeris itu disebabkan adanya warga yang terkena serpihan Lelo yang terbuat dari kuningan dan logam itu," lanjutnya.

Sebagai warga tempatan, Amirson juga tidak habis fikir, kenapa Lelo yang selalu dibunyikan setiap acara kerajaan tersebut bisa patah berkeping-keping, apalagi menurutnya Lelo tersebut baru saja dibunyikan sehari sebelum kejadiaan naas tersebut, Selasa, 8 Mei 2018 kemarin.

"Sudah menjadi tradisi dikerajaan, setiap kegiatan kerajaan dimulai dan diakhiri dengan menyalakan Lelo, padahal tanggal 8 kemarin juga dinyalakan. Apakah pecahnya ini karena kelebihan racikan Lelonya, kita juga tidak tahu," ungkapnya sedih.

Berdasarkan informasi dari Polres Kampar, serpihan Meriam Lelo mengakibatkan 1 orang meninggal dunia, atas nama Ikram (38) yang merupakan warga Lipat Kain, dan menyebabkan 4 orang lainnya luka-luka.

Mereka adalah Sumanto Rebo (58) Alamat Gunung Sahilan mengalami luka berat, Rapika Alni, (16), remaja laki-laki yang beralamat di Desa Subarak Kecamatan Gunung Sahilan juga mengalami luka berat, Sarimah, (51) Desa Lipat Kain Utara luka ringan dan Aisyah (12) warga Desa Kebun Durian Kecanatan Gunung Sahilan mengalami luka berat.

"Serpihan Lelo tak hanya disekitar istana bahkan sampai ke areal Pasar Gunung Sahilan yang jaraknya ratusan meter, seprihan itu menembus sebuah mobil yang terparkir di pasar," beber Amirson. (*)