(Facebook)
Senin, 28 Mei 2018 09:36 WIB
Editor: Fakhrur Rodzi
(Facebook)
RIAU ONLINE - Tahera Rahman, perempuan keturunan India-Pakistan menjadi reporter perempuan pertama di Amerika Serikat yang mengenakan hijab dalam menjalankan profesi sehari-harinya.
Wajahnya secara reguler muncul dan menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Muslimah di Amerika Serikat lainnya untuk meraih dan serta menggapai karir lebih tinggi lagi.
Walau sebelumnya, sejumlah reporter berhijab sempat muncul di layar TV AS, namun Tahera Rahman merupakan yang pertama tampil secara reguler.
Baca Juga:
Alhamdulillah... Satu Keluarga Ini Peluk Islam Saat Ramadan
Rindu Islam Bikin Keluarga Ini Ikrarkan Dua Kalimat Syahadat
Ia menjadi reporter di WHBF TV, sebuah stasiun televisi terletak di Rock Island, negara bagian Illinois dan Iowa. Tahera menjelaskan, ia, ibu dan tantenya juga mengenakan jilbab. Walau ada juga kerabat keluarga lainnya tak mengenakan hal tersebut.
"Ibu saya juga mengenakan jilbab, tante saya juga. Walau ada kerabat keluarga lainya tak mengenakan. Islam adalah pilihan," tutur Tahera seperti dilansir dari VOA Indonesia.
Tahera Rahman lahir di pinggiran Negara Bagian Chicago. Penampilannya sebagai reporter dengan memakai hijab, membuat komunitas Muslim di tempat ia tinggal terkejut.
Baca Juga
Tak ayal, Tahera dengan jilbabnya ini menuai pro dan kontra. Bagi yang kontra, ia kerap menerima surat elektronik (e-mail) 2-3 berisikan agama dianutnya adalah agama sesat dan Tahera harus pindah agama.
"Bagi saya, dalam beberapa hari terakhir, mendapat kiriman 2-3 email mengatakan, agama saya sesat dan saya harus beralih agama," jelasnya.
Klik Juga:
Inilah Perjalanan Menantu Ustad Arifin Ilham Hingga Jadi Mualaf
Penampilan Apik Salah Inspirasi Fans Liverpool Untuk Jadi Mualaf
Ia berharap, kerja kerasnya berbuah manis serta menjadi inspirasi bagi muslimah lainnya untuk mengenakan jilbab saat bekerja serta menggapai apa dicita-citakan dalam meniti karir.
Sementara itu, Mike, manajemen WHBF TV mengatakan, Tahera merupakan reporter berbakat. "Ia hal pertama, tapi jika ia ke-30, 300, atau 3.000 sekalipun, tidak ada bedanya. Kami menerima karena Tahera mampu dan berhak berada di sini," jelasnya.
Mike menjelaskan, dari pernyataan dan surat yang measuk, ternyata lebih banyak mendukung dibandingkan pernyataan negatif lainnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online
Follow Instagram riauonline.co.id