RIAU ONLINE - Pemerintah berencana membangun kilang minyak (refinery) terbesar di Indonesia dengan kapasitas 500 ribu barel. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Diketahui, Bahlil juga menjabat sebagai Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi ini. Menurutnya, kilang minyak tersebut masuk dalam tahap pertama investasi hilirisasi di tahun 2025.
"Kita juga akan membangun refinery yang Insyaallah kapasitasnya itu kurang lebih sekitar 500 ribu barel," kata Bahlil, dikutip dari KUMPARAN, Selasa, 4 Maret 2025.
"Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik," paparnya.
Menurut Bahlil, rencana besar ini menjadi salah satu poin pembahasan dalam rapat bersama Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 3 Maret 2025 malam.
Bahlil mengatakan, total kebutuhan investasi hilirisasi untuk tahap pertama mencapai USD45 miliar dari modal Badan Pengelola Investasi Danantara.
"Kami telah memutuskan tahap pertama hilirisasi yang ditargetkan kurang lebih sekitar USD618 miliar untuk di tahun 2025, yang tadi kami paparkan kurang lebih sekitar 21 proyek pada tahap pertama yang total investasinya kurang lebih sekitar USD45 miliar," papar Bahlil.
Selain kilang, Bahlil mengatakan salah satu proyek hilirisasi lain untuk tahap pertama adalah pembangunan penampungan minyak mentah untuk Cadangan Penyangga Energi di Pulau Nipa.Pemerintah juga akan meneruskan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME), yang akan menjadi substitusi daripada LPG.
Selanjutnya adalah proyek hilirisasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pada komoditas tembaga, nikel, dan juga bauksit hingga sampai dengan alumina.
"Kemudian di sektor pertanian, sektor perikanan juga masuk tadi termasuk di sektor kehutanan," jelas Bahlil.