RIAU ONLINE - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap tiga bibit siklon tropis aktif saat ini mengepung Indonesia berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem. Siklon tersebut kini berada di wilayah Selatan Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut tiga siklon tersebut adalah Bibit Siklon Bibit Siklon 99S yang tumbuh di Samudra Hindia, tepatnya selatan Banten. Kemudian Bibit Siklon 90S di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan bibit Siklon 96P di Teluk Carpentaria, Australia.
Saat ini, kondisi Siklon 96P telah meluruh dan masuk ke daratan Australia. Namun, dampaknya masih terasa ke Indonesia.
"Kehadiran dua bibit siklon tropis yang masih aktif dan satu bibit siklon yang telah meluruh tersebut cukup meningkatkan kondisi dinamika atmosfer pada periode puncak musim hujan saat ini. Kombinasi antara bibit siklon, fenomena La Niña lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, dan aktivitas gelombang atmosfer, serta Madden Julian Oscillation (MJO) akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia,” kata Dwikorita Karnawati lewat keterangannya, dikutip dari kumparan, Senin 3 Februari 2025.
Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km per jam.
Sementara itu, kata Dwikorita, Siklon 99S dan 90S telah bergerak menjauh dari Indonesia. Namun, dampaknya masih sangat terasa.
Sejumlah wilayah Indonesia telah mengalami hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem dalam sepekan terakhir.
Untuk sepekan ke depan, mulai 2 Februari 2025, sejumlah daerah perlu bersiaga potensi hujan intensitas sedang hingga lebat meliputi daerah: Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, DI.Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, Jambi, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Selain hujan ekstrem, Guswanto sebagai Deputi Bidang Meteorologi BMKG, juga memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi akibat pengaruh bibit siklon tropis.
"Gelombang dengan ketinggian 2,5 – 4,0 meter diprediksi terjadi di beberapa perairan Indonesia, termasuk Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Banten hingga NTT, Laut Sawu, Perairan Kupang – Pulau Rote, Laut Maluku, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua, serta Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua," bebernya.
Oleh karena itu, tambah dia, BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang. Masyarakat yang berada di daerah rawan longsor diimbau untuk lebih waspada, terutama saat hujan deras terjadi.
Aktivitas di area berlereng curam sebaiknya dihindari, dan tanda-tanda awal longsor seperti munculnya retakan tanah atau rembesan air harus diperhatikan dengan serius.