Puluhan Buaya Lepas dari Penangkaran di Batam, Singapura Ketar-ketir

Buaya-Muara2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE - Puluhan buaya lepas dari penangkaran di Pulau Bulan, Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Singapura pun khawatir akan kemungkinan besar buaya sampai ke Negeri Singa itu.

Buaya-buaya itu lepas dari penangkaran pada 13 Januari 2025. Lepasnya hewan buas tersebut diduga dikarenakan hujan deras yang mengguyur wilayah Pulau Bulan selama tiga hari, menyebabkan sebagian pagar di sekitar kolam penangkaran runtuh.

Penangkaran buaya di Pulau Bulan itu berjarak sekitar 30 km dari pulau rekreasi lepas pantai, Sentosa di Singapura.

Belum jelas jumlah buaya yang lepas dari penangkaran, namun 23 di antaranya telah di tangkap kembali. Buaya tersebut terindikasi sebagai buaya air asin.

Presiden Herpetological Society of Singapore, Kannan Raja, yang mempelajari reptil dan amfibi, mengatakan bahwa buaya air asin berenang ke laut untuk mencari makanan dan sebagai bagian dari pola pergerakan alami mereka. Namun, meskipun mereka dapat mencapai Singapura dari Batam.


"Bukan berarti mereka akan melakukannya," tambahnya, dikutip dari Batamnews, Minggu 19 Januari 2025.

Kannan juga mencatat bahwa ada banyak pulau kecil antara Batam dan Singapura, sehingga buaya memiliki banyak jalur untuk ditempuh.

"Mungkin akan ada penampakan jika mereka sampai di sini, tetapi saya tidak berpikir ini menjadi alasan untuk khawatir atau menghindari daerah pesisir," kata dia.

Stephen Beng, ketua komunitas Friends of Marine Park – jaringan bisnis dan konservasionis yang mendukung taman laut – mengatakan bahwa komunitas memiliki protokol tanggap cepat, di mana kejadian seperti tumpahan minyak atau penampakan penyu disebarluaskan kepada semua pengguna dengan cepat. Dia percaya bahwa setiap penampakan buaya juga akan segera dilaporkan oleh komunitas, meskipun hingga saat ini belum ada laporan seperti itu.

Dia juga menambahkan bahwa lautan, termasuk perairan Singapura, adalah rumah bagi banyak jenis satwa liar yang dapat melintasi batas-batas nasional. "Kita harus menyadari keanekaragaman hayati kita dan mengenali bahwa ekosistem melampaui batas geografis," katanya.

Sementara itu, nelayan pesisir dekat peternakan telah menghentikan aktivitas menangkap ikan karena kekhawatiran akan keselamatan mereka, setelah adanya penampakan buaya di sekitar laut dan sungai dekat pemukiman.