RIAU ONLINE - Pejabat di Kabinet Merah Putih (KMP) diminta untuk memperkuat rantai pasok produksi komoditas lokal sebagai bahan baku program Makan Bergizi Gratis (MBG) khususnya telur.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengatakan, hal ini diminta langsung oleh Presiden Prabowo Subianto agar bisa memberi manfaat tidak hanya untuk penerima, tapi juga lapisan masyarakat lainnya.
Rachmad Pambudy mengatakan, dirinya diberikan tugas untuk mendukung perencanaan untuk penguatan rantai pasok produksi komoditas lokal bahan baku pangan sehingga bisa digunakan untuk memenuhi MBG.
"Bapak Presiden juga menyampaikan bahwa ada hal-hal yang perlu sangat diperhatikan, terutama rantai pasok produksi," kata Rachmad Pambudy, usai rapat bersama Presiden di Istana Kepresidenan, Jumat, 17 Januari 2025.
Dikutip dari ANTARA, Rachmad mengatakan bahwa Presiden memberi arahan untuk memenuhi rantai pasok telur.
Presiden juga meminta Bappenas menciptakan konsep dalam membangun lebih banyak peternakan-peternakan ayam di setiap lokasi berlangsung MBG jika diperlukan.
Penguatan rantai pasok turut dibahas oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana yang menyebutkan keinginan Presiden Prabowo memberdayakan sumber daya lokal dan rantai pasok lokal dalam menyukseskan program prioritas MBG.
Selain Bappenas, Dadan menyebutkan kementerian-kementerian yang diminta mendukung penguatan rantai pasok produksi tersebut di antaranya Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) serta Kementerian Koperasi.
"Bayangkan ketika 82,9 juta itu sudah diberi makan. Dan Badan Gizi menetapkan hari tertentu kita makan telur maka dibutuhkan 82,9 juta butir telur setiap hari. Jadi ini butuh juga meningkatkan produksi sehingga rantai pasoknya bisa memenuhi untuk semuanya," kata Dadan.
Sebagai salah satu pihak lainnya yang diminta menyukseskan penguatan rantai pasok produksi komoditas lokal untuk MBG, Menteri Desa PDT Yandri Susanto mengatakan ia berencana memaksimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar hal itu bisa dipenuhi.
Ia optimistis bahwa desa-desa di Indonesia khususnya yang melakukan produksi komoditas bisa memberikan hasil optimal untuk memenuhi rantai pasok kebutuhan bahan baku MBG.
"Dalam hal penyiapan bahan baku itu, kami akan memaksimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jadi nanti akan ada desa (memproduksi) padi, desa (memproduksi) jagung, desa (memproduksi) nila dan lain sebagainya. Jadi inti pokoknya, Kementerian Desa siap untuk menyukseskan makan siang bergizi," kata Yandri. (ANTARA)