RIAU ONLINE - Banyaknya produk-produk asal China di pasar tanah air menjadi perhatian bagi sejumlah pihak. Salah satunya dari Peneliti Next Policy Muhammad Ibnu Faisal.
Ibnu menjelaskan, sejak penerapan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA), produk-produk dari China, menjadi lebih terjangkau di Indonesia.
Dikutip dari KUMPARAN, Selasa, 24 Desember 2024, TPT (tekstil, pakaian, dan tekstil lainnya) dan kosmetik dari Cina mengalami peningkatan rata-rata tahunan sebesar 2,75 persen dan 35,46 persen masing-masingnya, pada periode 2019-2023.
"Hingga 2024, nilai impor dari Cina mencapai USD 52,26 miliar atau meningkat 13,03% dari tahun sebelumnya,” ujar Ibnu.
Menurut Ibnu, keberadaan Permendag 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor berkontribusi pada volume impor yang semakin tidak dikontrol.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telisa Aulia Faliyanti menyebut bahwa lahirnya Permendag 8 Tahun 2024 dapat menyebabkan turunnya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur belakangan ini.
“Cost industri lokal kita masih belum efisien, mulai dari ketidakpastian regulasi hingga rendahnya produktivitas tenaga kerja,” ujar Telisa.