RIAU ONLINE - Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyebut bau anyir darah 6 laskar FPI yang tewas ditembak di KM 50 masih terendus di pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
Rizieq mulanya menuturkan akan membuat peringatan kematian 6 laskar FPI yang tewas ditembak aparat pada 7 Desember 2020. Ia mengaku sedih lantaran kabinet yang disusun Prabowo Subianto berbau anyir darah 6 laskar FPI yang tewas tersebut.
“Saya sedih, saya prihatin, kalau Kabinet dan dibentuk oleh presiden baru saat ini, masih ada bau anyir darah KM 50, karena ada beberapa orang yang diduga terlibat langsung atau tidak langsung dalam peristiwa KM 50, justru duduk diangkat masuk dalam Kabinet,” kata Rizieq di Monas, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2024.
Meski begitu, Rizieq menyebut susunan kabinet Prabowo sudah cukup baik. Ia bahkan tidak segan untuk memberi dukungan agar semua berjalan dengan baik.
“Tapi saya tidak bisa menyembunyikan kesedihan saya, keprihatinan saya, ternyata Kabinet tersebut, maaf, masih ada bau anyir darah KM 50,” tegas Rizieq, dikutip dari Suara.com.
Aksi penembakan 6 laskar FPI terjadi di KM 50, Jakarta-Cikampek. Pada saat itu, keenam laksar ini sedang mengawal perjalanan IB HRS. Merasa diikuti, 6 laskar tersebut mengecoh penguntit dengan cara memisahkan diri dari rombongan.
Kemudian, para pelaku menempikan mobil keenam laskar tersebut, dan melakukan penembakan.
Para pelaku penembakan merupakan anggota polisi. Usai peristiwa tersebut, beredar narasi jika FPI dan polisi terjadi saling tembak.