Stok Susu Sapi Tak Cukup, Susu Ikan jadi Alternatif di Program Makan Bergizi Gratis

RIAU ONLINE - Pemerintah saat ini mengkaji penggunaan susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi untuk program makan bergizi gratis Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pasalnya, stok susu sapi di Indonesia tak mampu memenuhi kebutuhan program ambisius Prabowo-Gibran yang menyasar 82,9 juta orang anak sekolah hingga ibu hamil.

Kementerian Pertanian mencatat kebutuhan susu di Indonesia mencapai 4,3 juta ton per tahun, namun kontribusi susu dalam negeri terhadap kebutuhan susu nasional hanya sekitar 22,7 persen. Sehingga sisanya masih dipenuhi dari impor.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, mengatakan pemerintah akan mengimpor satu juta sapi secara bertahap hingga 2029. Impor sapi perah dilakukan untuk mendukung program Makan Bergizi dan Susu Gratis.

"Kita upayakan bahwa 1 juta selama 5 tahun itu, di tahun 2029 kita bisa mencapai swasembada," kata Agung, dikutip dari kumparan, Selasa, 10 September 2024.

Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto menyebut butuh waktu dua hingga tiga tahun untuk pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi (mega farm). ID FOOD lantas mengkaji alternatif selain produk susu sapi.

“Pengadaan susu dari mega farm butuh dua sampai tiga tahun, yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia,” kata Sis Apik.

“Tapi jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi misal dari ikan ada juga,” imbuhnya.

Susu ikan sebelumnya telah diluncurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pada tahun lalu, untuk mendorong hilirisasi produk perikanan.

Produk inovasi ini berbahan baku ikan yang kemudian diproses dengan teknologi modern hingga menghasilkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sebagai bahan baku susu ikan.

Susu Ikan diklaim menjadi solusi efektif untuk meningkatkan asupan protein hewani bagi anak dan ibu hamil.