Pertama di Dunia, Modifikasi Cuaca di IKN Bakal 24 Jam

TIM-BMKG2.jpg
(ANTARA/HO-BMKG)

RIAU ONLINE - Operasi modifikasi cuaca (OMC) akan dilaksanakan selama 24 di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, untuk mengendalikan potensi awan penghujan. Ini untuk pertama kalinya dilakukan di dunia.

"OMC selama 24 jam nonstop adalah pengalaman pertama di Indonesia bahkan dunia," kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tri Handoko Seto , Jumat, 9 Agustus 2024.

Seto mengatakan dibutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi dari seluruh personel gabungan dari petugas meteorologi dan modifikasi cuaca BMKG, awak penerbangan pesawat, dan otoritas bandara, agar operasi ini berjalan lancar.

Operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk mendukung percepatan sejumlah infrastruktur penunjang yang di antaranya Istana Kepresidenan, Bandara Udara VVIP IKN, dan jalan tol menuju kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP)IKN.

"Termasuk mendukung kesiapan pelaksanaan segenap kegiatan kenegaraan termasuk di dalamnya perayaan hari ulang tahun Indonesia ke-79 pada 17 Agustus nanti," ujarnya.



Tim meteorologi BMKG mencatat data normal curah hujan selama 30 tahun (1991-2020) diketahui bahwa pola hujan di IKN memiliki karakteristik hujan dengan intensitas di atas 150 mm per bulan yang terjadi sepanjang tahun. Bahkan, pengamatan yang dilakukan BMKG juga memperlihatkan bahwa hujan di IKN bisa terjadi pada pagi, sore, malam, dan dini hari.

Berdasarkan catatan tersebut, BMKG menilai perlunya peningkatan OMC yang sebelumnya dilakukan pada pagi dan siang hari, saat ini harus dilakukan hingga 24 jam.

"Jika hujan terjadi di sepanjang hari maka proses pembangunan infrastruktur utama IKN tidak akan berjalan dengan optimal," ujarnya.

Seto menyebut rasio keberhasilan OMC pada periode 4-18 Juli mencapai 70 persen, 29 hujan dari total 186 jam operasional. ada periode selanjutnya, yaitu 19 Juli- 2 Agustus rasio keberhasilan mencapai 97 persen atau hanya enam jam hujan dari total 354 jam operasional.

Operasi modifikasi cuaca, kata dia, dilaksanakan selama 24 jam nonstop agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi KIPP, kawasan inti, dan kawasan penyangga dapat dikurangi.

“Sebelum kami melakukan operasi 24 jam kesuksesan pada angka 70 persen. Tetapi setelah eskalasi melakukan operasi 24 jam sudah bisa di atas 95 persen efektifitas keberhasilannya,” ujarnya.

Operasi modifikasi cuaca BMKG terpusat di Bandara APT Pranoto Samarinda yang menerbangkan dua pesawat Cessna Caravan 208B dengan kode PK-SNG dan PK SNK milik Smart Cakrawala Aviation untuk mencegat awan hujan masuk kawasan IKN. Total, sepanjang operasi modifikasi cuaca BMKG di IKN telah dilakukan penyemaian sekitar 213 sorti penerbangan dan menghabiskan bahan Natrium Klorida (NaCl) dan CaO mencapai 200 ton ke awan hujan cumulus.(ANTARA)