RIAU ONLINE - Kementerian Pertanian mulai melakukan peningkatan produksi berbagai bahan pangan untuk mendukung realisasi program makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Upaya ini diapresiasi oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo, Selasa, 6 Agustus 2024.
"Misalnya, target produksi pangan pada 2025 meliputi padi sebanyak 56,05 juta ton, jagung KA(kadar air 28 persen sebanyak 22,59 juta ton, kedelai 350 ribu ton, ubi jalar 1,57 juta ton, kacang tanah 351 ribu ton dan kacang hijau 166 ribu ton, serta 56 juta ton untuk gabah kering giling, jagung kurang lebih 22 juta ton, kemudian kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, serta kacang hijau," ungkapnya, dikutip dari ANTARA.
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menjelaskan bahwa program makan bergizi akan memberikan banyak manfaat. Di antaranya, memberikan efek ganda (multiplier effect) yang besar bagi lapangan pekerjaan baru khususnya di sektor pangan, seperti petani, peternakan sapi perah, menggerakkan perekonomian masyarakat desa, dan membawa pengaruh bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
"Makan bergizi tidak berdiri tunggal. Makan bergizi adalah hilir, hulunya adalah ada bawang, ada cabai, ada beras, ada telur, ada ikan, ada ayam. Semuanya diharapkan dapat dipenuhi dalam negeri. Jika seluruh bahannya dipenuhi dari dalam negeri, maka bisa memberikan keuntungan untuk petani," tuturnya.
Program ini, kata Bamsoet, juga akan membuat program belajar mengajar berjalan efektif, mengingat sebesar 41 persen atau sekitar 18 juta anak di Indonesia pergi sekolah dengan perut kosong.
Program makan bergizi gratis juga dapat mengatasi kelaparan dan malnutrisi di Indonesia.
"Selain mengatasi kelaparan, program makan bergizi gratis juga bisa mengatasi berbagai permasalahan gizi buruk. Pada tahun 2024 ini diperkirakan sekitar 6,5 persen dari populasi mengalami kekurangan gizi atau undernourished yang melibatkan kurang lebih 17,7 juta orang. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di Asia Tenggara," pungkasnya.