Nasib Ganjar Pranowo dan PDIP saat Partai-partai Besar Sudah Berkoalisi

Ganjar-Pranowo23.jpg
(Foto dok. PDIP)

RIAU ONLINE - Sejumlah partai besar sudah membentuk koalisi sendiri jelang perhelatan Pemilu 2024. Terbaru, Partai Golkar, PAN, dan PKB, resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra. Mereka bahkan telah mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pilpres mendatang.

Pertanyaan kemudian muncul setelah PAN dan Golkar resmi merapat ke kubu Prabowo. Bagaimana nasib koalisi pendukung Ganjar Pranowo bersama PDIP?

Apalagi, sederet partai dengan suara terbanyak di Pemilu 2019 telah menentukan koalisi masing-masing dan tidak bergabung dengan PDIP. Kendati partai berlambang banteng itu menempati posisi satu dengan suara terbanyak, namun koalisi dengan partai-partai lainnya tentu akan menambah suara untuk Pilpres 2024 mendatang.

Sebagai gambaran, dalam Pemilu 2019 urutan 9 partai dengan suara terbanyak meliputi PDI-P, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PPP, Berkarya, PSI, Hanura, PBB, Perindo, PKPI, dan Garuda di peringkat terakhir, sebagaimana dilansir dari Suara.com, Senin, 14 Agustus 2023.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani beberapa waktu lalu sibuk bersafari bertemu sejumlah Ketua Umum Partai, termasuk Ketua Umum Partai Golakr, Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Namun tampaknya, safari politik itu tak berhasil sesuai harapan Puan. Airlangga dan Zulkifli memutuskan mendukung Prabowo.

Di Museum Naskah Proklamasi di Jakarta Pusat, Minggu, 13 Agustus 2023, PAN, Goljar, PKB, dan Gerindra, menandatangani kerja sama politik.

Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, menyatakan alasan partainya memberi dukungan, karena Prabowo lahir dari rahim Golkar sehingga searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar.

Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebut bahwa koalisi ini dilakukan untuk melanjutkan apa yang sudah dicapai oleh pemerintahan saat ini.


Sedangkan Muhaimin Iskandar menyebut bahwa PKB bersama dengan Golkar, PAN, dan juga Gerindra ingin menuntaskan pekerjaan dalam membangun Indonesia.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai Pilpres akan diikuti tiga poros dengan bergabungnya PAN dan Golkar tersebut.

Untuk koalisi calon presiden Ganjar Pranowo, diusung oleh koalisi PDIP-PPP-Hanura-Perindo, Prabowo Subianto yang diusung oleh Koalisi Gerindra-PAN-Golkar-PKB, dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung capres Anies Baswedan.

Namun, kata Ujang, PKB masih memiliki peluang untuk pindah dari koalisi Prabowo. Sebab, PKB masih terus mengisyaratkan mengincar posisi calon wakil presiden.

Ujang meyakini PDIP akan mantab mendukung pencapresan Ganjar Pranowo meski koalisi partai masih lebih besar ke capres Prabowo. Secara hitung-hitungan, ia menilai PDIP diuntungkan dengan mencalonkan kader sendiri dibandingkan mendukung calon yang lain.

“Saya yakin PDIP pasti akan mati-matian tetap dukung Ganjar, logika sederhana dalam konteks Pilpres, PDIP membutuhkan efek ekor jas atau coattail effect, karenanya yang mesti dicapreskan PDIP ya mesti kadernya, paling tidak, kalau Ganjar kalah, PDIP tetap dapat ekor jas,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ujang menyebut untuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), kemungkinan tidak akan ada perubahan. Terlebih apabila bakal calon presiden Anies Baswedan memilih Ketua Umum Partai Demokrat sebagai calon wakil presiden.

Dengan demikian, kontestasi Pilpres akan diikuti oleh tiga kandidat capres dengan pemetaan saat ini.

Di tengah gencarnya partai dalam memilih koalisi, PDIP justru menjadi partai yang paling sedikit mendapatkan dukungan. PAN sebelumnya juga sempat dirayu oleh PDIP untuk berkoalisi, tetapi PAN kini bergabung dengan Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto.

PDIP berkoalisi dengan PPP, Hanura, dan Perindo untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.

PSI sudah lebih dulu mendeklarasikan Ganjar, bahkan jauh sebelum Megawati mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah itu. Namun PDIP justru menyorotinya sinis. Terlihat dari komentar pedas Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang dituding menyindir PSI.