Prabowo Diminta PKB Pinang Muhaimin agar Tidak Kalah untuk Ketiga Kali

Prabowo-dan-Muhaimin5.jpg
(Dok Tim Gerindra)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Partai Kebangkitan Bangsa kembali mengingatkan Gerindra bahwa Prabowo Subianto tidak butuh sosok cawapres yang pragmatis.

Wasekjen PKB Syaiful Huda sebelumnya menegaskan figur yang bisa melengkapi Prabowo adalah Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang diklaim sebagai figur baik, bukan pragmatis.

"Mungkin sering kali mendengar suara saya statemen saya, Prabowo tidak butuh figur dan kekuatan pragmatis hari ini karena Pemilu 2024 saya meyakini terjadi polarisasi yang luar biasa," kata Huda di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).

Huda mengatakan nantinya semua orang akan kembali ke rumah masing-masing, semisal warga Nahdlatul Ulama (NU) yang ia sebut akan kembali ke PKB dan memilih PKB sekaligus Cak Imin pada Pilpres 2024.

"Karena akan terjadi polarisasi politik, karena itu Gerindra hanya butuh kekuatan dan figur yang ideologis, yang ketemunya value, bukan pragmatisme," ujarnya

"Kalau Prabowo ini, bagian ini saya, saya mendukung dan ini harus jadi opsi, tapi bukan lalu saya membiarkan, saya juga harus mengkritik Sekaligus juga kepada teman-teman Gerindra, kita rewel dan harus menyampaikan apa adanya," sambung Huda.

Karrena itu Huda mewanti-wanti agar Prabowo tidak memilih pendamping yang pragmatis. Sebab menurut dia, Prabowo hanya akan mengulang kekalahan pada dua Pilpres sebelumnya jika sampai memilih cawapres pragmatis.

"Kalau Prabowo mengambil lagi figur yang pragmatis, artinya dia mengulangi pola lama yang dua kali kalah Prabowo di sana. Saya meyakini Prabowo hanya akan menang, kalau didampingi oleh sosok dan kekuatannya ideologis dan itu Gus Imin dan Partai Kebangkitan Bangsa," tuturnya.



Bawa Penilaian Gus Dur

Sebelumnya, PKB menjadikan penilaian Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai salah satu faktor menilai koalisi PKB dan Partai Gerindra menjadi yang terbaik.

Sebelumnya penilaian koalisi PKB-Gerindra menjadinyang terbaik disampaikan Wasekjen PKB Syaiful Huda. Menurit Huda ada beberapa faktor yang menjadi indikator, faktor Gus Dur menjadi salah satu di antaranya.

"Adalah faktor, saya ingat betul omongan Gus Dur, Pak Prabowo, Anda akan jadi presiden nanti di akhir-akhir usia Anda yang semakin tua," kata Huda mengulang pernyataan Gus Dur, di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).

Huda menyampaikan, ada satu alasan dari Gus Dur saat ditanya mengenai pernyataannya tentang Prabowo menjadi presiden pada nantinha.

"Ketika ditanya kenapa? Karena Prabowo punya sifat yang ikhlas," kata Huda mengulang jawaban Gus Dur.

Tetapi dikatahan Huda, sifat ikhlas dari Prabowo saja tidak cukup. Prabowo perlu dilengkapi dengan sifat baik yang ia nilai ada pada diri Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Menurut saya, tidak cukup di situ, kalau orang ikhlas harus ketemu orang baik dan Gus Imin orang baik dalam konteks ini. Kalau orang ikhlas itu ketemu orang yang pragmatis, nggak akan ketemu itu," ujar Huda.

Huda lantas menjelaskan mengapa Cak Imin dianggap sebagai orang baik.

"Karena yang dititipkan oleh Gus Imin hanya urusan bagaimana mengurus warga Nahdliyin, ngurus pondok pesantren, bagaimana kesejahteraannya baik, enggak ada motif lain bro. Gus Imin. Nggak ada kebutuhan menginvestasikan apa, nggak ada. Membesarkan perusahaan apa, enggak ada," kata Huda.

"Jadi sekali lagi kalau orang berkarakter, bersifat ikhlas baru akan jadi kalau ketemu dengan orang baik dan ketemu orang baik, menurut saya Gus Imin dan Partai Kebangkitan Bangsa," sambungnya.

Sebelumnya Huda mengatakan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibangun PKB dan Partai Gerindra merupkan koaliai yang terbaik yang ada untuk menghadapi Pilpres 2024.

Hida menunjukan indikasi apa saja yang kemudian membuat dirinya menilai koalisi PKB-Gerindra menjadi yang terbaik.

Salah satunya ada kondisi PKB dan Gerindra yangsama-sama butuh untuk memenuhi 20 persen presidential threshold. Tetapi ditegaskan Huda, kebutuhannya itu realistis dan objektif dikutip dari suara.com