Roaster Pekanbaru Syahreiza Eria (tengah) raih juara II Indonesia Coffee Roasting Championship/istimewa
(istimewa)
RIAU ONLINE, JAKARTA- Asosiasi Kopi Spesial Indonesia atau Specialty Coffee Association of Indonesia (AKSI-SCAI) pada Juli 2023 lalu menggelar acara bergengsi tingkat nasional di Jakarta.
Acara tersebut diikuti oleh para roaster atau sebutan untuk orang yang piawai menyangrai kopi dari yang mentah hingga matang.
Menurut web AKSI-SCAI dijelaskan bahwa asosiasi ini menaungi seluruh komunitas kopi di Indonesia berdasarkan prinsip transparansi, keragaman, dan pembelajaran kolektif.
Semua program dirancang untuk mendorong pertumbuhan kopi spesial sebagai industri yang berkembang, adil, dan berkelanjutan serta menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam proses tersebut.
Ajang kompetisi nasional ini menarik roaster asal Pekanbaru yang bernama Syahreiza Eria. Atas kerja keras serta kepiawaainnya meski harus bolak-balik Pekanbaru Jakarta, Reza pun berhasil membawa harus nama Kota Bertuah dengan menjadi juara II.
"SCAI baru melaksanakan kedua kali dan ini kompetisi pertama kalinya bagi saya ikut. Alhamdulillah dapat juara II. Sebelumnya saya pernah jadi juri kopi di Batam. Tujuan ikut kompetisi agar teman-teman di Pekanbaru juga mau ikut kompetisi nasional seperti ini," terangnya.
Katanya, dari 45 peserta terseleksi menjadi 15 peserta di nasional. Bisa mengikuti ajang nasional ini karena turut serta sebagai bagian dari SCAI. Ia pun mengakui sempat deg-degan karena pesertanya sudah terkenal dan tentunya harus banyak persiapan.
"Untuk persiapan harus banyak baca buku serta taat peraturan. Harus tau apa saja yang dinilai mengingat kopi tersebut sudah disiapkan oleh panitia SCAI. Yang menentukan adalah hasilnya karena setia orang-orang pasti beda," ucapnya.
Dikisahkannya, pertama kali punya mesin roasting pada 2016 dengan nama Umar Coffee Roastery. Kopi yang diproduksi masih dari Aceh, Kerinci, dan luar negeri.
Kalau dari Riau masih banyak PR saat masa panen dan menjadi catatan khusus. Kemudian, pada 2018 memiliki kafe bernama Sahata di Pekanbaru yang berada di Jalan Arifin Achmad, Gobah serta RSUD Arifin Achmad.
Saat lomba yang berlangsung pada Juli 2023 lalu menurutnya selama empat hari. Ada lima jenis kopi yang dilombakan. Satu diantanya dari Brazil, empat lainnya dari Indonesia dan dominan Aceh.
Kemudian, sebagai roaster harus bisa me-roasting kopi dengan baik dan benar agar sesuai selera juri.
"Juri yang mengikuti kompetisi ini adalah yang bersertifikasi internasional yang bisa menilai kopi arabika. Ada juri luar negeri juga. Kopi yang menjadi penilaian selama ini arabika," katanya.
Dalam pengolahan kopi Reiza berujar tidak sama. Menurutnya, ada yang 30 menit, satu jam, dan lainnya. Namun, penilaian tidak hanya produksi kopi saja namun selama tiga hari berturut-turut mengenai yang disajikan sesuai jadwal hingga hari keempatnya pengumuman.
"Ada grand evalution memilih biji kopi yang mentah, adaptasi alat, dan take mesin untuk sampling mesin. Kemudian, sampling kopi untuk dijadikan patokan hari berikutnya. Selanjutnya, cutting dan evalution kopi, serta cek mesin produksi. Lalu, tanding produksi lalu terakhir pengumuman," ungkapnya.
Kemudian, mesin kopi yang digunakan yakni VNT dan Nordic. Awalnya Reiza sebut ada ketakutan, tapi ia mengaku happy mengggunkannya karena masuk kategori user friendli dan gampang di handle.
Disinggung guru dalam bidang roasting, Reiza menyebut siapapun yang memberikan ilmu yang bermanfaat adalah seorang guru. Baginya, teman-teman yang bisa mengajari teknik roasting, evaluasi, dan menggunakan aplikasi untuk roasting.
"Teman-teman di Pekanbaru selalu banyak yang membantu saya. Kalau ditanya guru spesifik adalah teman-teman dan saat mengikuti kelas. Itu adalah guru saya. Belajaranya bareng-bareng sampai baca buku-buku referensi kemudian berdiskusi bersama," urainya.
Ia pun berpesan untuk roaster yang ada di Indonesia, jangan pernah berhenti untuk memberi kopi yang berkualitas dan terbaik untuk orang-orang yang ada di Indonesia. Karena menurutnya, kopi-kopi di Indonesia itu enak semua.
"Harapannya juga industri kopi di Pekanbaru semakin maju serta orang Pekanbaru lebih care dengan roastery yang ada di Pekanbaru. Semoga bukan kuantitas saja yang bertambah namun kualitas juga semakin banyak," tuturnya.