Juni 2023, Nilai Ekspor Riau Naik karena Naiknya Ekspor Nonmigas

IHK-Inflasi-Dumai-November-2021.jpg
(BPS Dumai)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mendata nilai ekspor Riau Juni 2023 sebesar US$ 1,70 miliar mengalami kenaikan 20,64 persen dibanding ekspor Mei 2023. 

"Sehingga kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 8,26 persen," ujar Kepala BPS Riau,  Senin 17 Juli 2023.

 

Ia menyebut, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 21,57 persen dan juga ekspor migas yang naik sebesar 12,36 persen.

 

"Ekspor nonmigas dari US$ 1,27 miliar pada bulan Mei 2023 naik menjadi US$ 1,54 miliar pada bulan Juni 2023. Sementara itu, 

ekspor migas juga naik dari US$ 142,04 juta pada bulan Mei 2023 naik menjadi US$ 159,60 juta pada bulan Juni 2023," tuturnya. 

 

Dirincikannya, pada Juni 2023, 5 dari 10 golongan barang ekspor nonmigas yang mengalami kenaikan terbesar terjadi pada kelompok Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 316,80, diikuti dengan Ampas dan Sisa Industri Makanan sebesar US$ 19,02 juta, Bahan-bahan Nabati sebesar US$ 11,10 juta, Bahan kimia organik sebesar US$ 9,25 juta, dan Berbagai Produk Kimia sebesar US$ 0,70 juta. 

 

"Sedangkan golongan yang mengalami penurunan terbesar terjadi pada Bubur Kayu (Pulp) yang turun sebesar US$ 59,90 juta kemudian diikuti berturut-turut oleh Kertas dan Karton sebesar US$ 14,90 juta, Berbagai Makanan Olahan sebesar US$ 5,49 juta, Tembakau sebesar US$ 1,05 juta dan Serat Stapel Buatan sebesar 

US$ 0,19 juta," tandasnya. 

 



Namun, secara kumulatif nilai ekspor Riau Januari-Juni 2023 sebesar US$ 9,14 miliar 

malah mengalami penurunan sebesar 12,64 persen dibanding periode yang sama 

tahun 2022. 

 

"Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor industri pengolahan yang turun sebesar 12,89 persen," imbuhnya. 

 

 

 

Pada periode Januari–Juni 2023, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai US$ 1 807,19 juta (21,60 persen), diikuti India dengan nilai US$ 945,02 juta (11,29 persen), dan Malaysia US$ 609,90 (7,29 persen). 

 

Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah Minyak kelapa sawit dan fraksinya, pulp kayu kimia, serta berbagai produk kimia. Sementara itu ekspor ke kawasan 

ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut kontribusinya masing-masing 16,78 persen dan 13,27 persen.