RIAU ONLINE, JAKARTA-Prabowo Subianto menurut sebuah survei media nasional sebagai capres yang memiliki elektabilitas tertinggi di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan hasil survei itu membakar semangar kader Gerindra untuk memenangkan Prabowo di Pilpres 2024.
Ia lantas menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan elektabilitas Prabowo tinggi di kalangan Nahdlatul Ulama.
Menurut Habiburokhman, salah satunya adalah sosok Prabowo yang memiliki kebesaran hati dan ikhlas menyatukan bangsa Indonesia.
Salah satunya adalah ketika Prabowo memutuskan untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi sebagi Menteri, meski sebelumnya ia adalah rival di Pilpres 2014 dan 2019.
Anggota Komisi III DPR RI itu lantas mengungkit pernyataan Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang pernah menyebut Prabowo sebagai sosok pemimpin yang ikhlas.
Lantas sebenarnya seperti apa kedekatan Prabowo dan Gus Dur? Berikut ulasannya.
Dalam satu kesempatan pada 2018 lalu, putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid mengungkapkan kalau hubungan ayahnya dengan Prabowo sempat melewati pasang surut.
Ia mengatakan, awalnya hubungan antara keduanya kurang baik saat Orde baru. Sebab ketika itu kebijakan Orde baru cenderung memusuhi Gus Dur.
Karena itulah tak sedikit orang yang juga ikut-ikutan memusuhi Gus Dur, termasuk Prabowo Subianto di dalamnya.
"Pak Prabowo dengan Gus Dur itu hubungannya kompleks, artinya ketika Pak Prabowo masih di orde baru ya mengikuti kebijakan dari orde baru yang memusuhi Gus Dur," kata Yenny kepada awak media di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).
Setelah Orde baru tumbang pada 1998, hubungan Prabowo dan Gus Dur membaik. Bahkan mantan Ketua Umum PBNU itu membolehkan Prabowo pulang ke Indonesia dari pengasingan politik di Jordania.
“Di situ lah saya rasa ada perubahan sikap luar biasa dari Pak Prabowo melihat Gus Dur sebagai sosok yang demokratis, di situlah mungkin rasa hormat beliau timbul. Nah sejak saat itu hubungannya menjadi baik," lanjut Yenny.
Hubungan baik antara Prabowo dan Gus Dur terus berlanjut hingga cucu pendiri Nahdlatul Ulama itu tutup usia. Setelah itu pun Prabowo tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga Gus Dur.
Bahkan hubungan baik Gus Dur tak hanya dengan Prabowo secara pribadi. Yenny mengatakan, Gus Dur juga menjalin hubungan dengan keluarga Djojohadikusumo.
“Hubungan Gus Dur dengan keluarga Djojohadikusumo panjang, hubungan kami kadang berseberangan, kadang bareng. 2009 sempet bareng, yang paling penting adalah menghargai posisi masing-masing," pungkasnya dikutip dari suara.com