RIAU ONLINE - Publik kembali menyoroti kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) beras setelah adanya penggeladahan di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa, 23 Mei 2023, lalu.
Satu dari ruangan yang tak luput dari penggeledahan KPK adalah ruang kerja Sekretariat Ditjen Pemberdayaan Sosial Kemensos. Sejumlah dokumen yang diamankan penyidik menjadi barang bukti dalam kasus ini.
Diduga, kasus ini berkaitan dengan penyidikan dugaan korupsi penyaluran bansos beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2020 sampai 2021 di Kemensos.
KPK bahkan telah menetapkan tersangka, satu di antaranya Kuncoro Wibowo selaku direktur utama BUMN dalam bidang logistik, Bhanda Ghara Reksa (BGR) Logistic selama 3 tahun setengah sampai Desember 2021 lalu.
Wibowo saat itu bertanggung jawab terhadap distribusi bansos sembako milik Kemensos sebanyak 1,65 juta paket.
BGR Logistic juga berperan penting dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19. Kasus ini diduga menjerat Kuncoro terkait jabatannya sebagai Dirut BGR Logistics tersebut.
Dari penggeledahan KPK yang berujung sorotan terhadap kasus tersebut, ada sejumlah pengakuan dari Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di balik teka-teki kasus bansos beras Kemensos ini sebagaimana dilansir dari kumparan, Kamis, 25 Mei 2023.
Risma Temui Penyidik KPK Sebelum Penggeledahan
Mensos Risma sempat menemui penyidik KPK sebelum penggeledahan berlangsung. Risma menerima informasi penggeledahan itu saat dirinya menggelar rapat.
"Kemarin ceritanya saat saya kerja, saya rapat bersama staf tiba-tiba ada dari umum menyampaikan ke saya, 'Bu ada KPK mau ke Dayasos (Ditjen Pemberdayaan Sosial Kemensos)," papar Risma, Rabu, 24 Mei 2023.
"Saya langsung nangkep pasti kaitannya dengan BGR (Bhanda Ghara Reksa), karena memang anggarannya dari situ," sambungnya.
Risma bertemu dan mempersilakan penyidik KPK menggeledah kantornya. Risma juga mengaku tak tahu banyak soal kasus bansos beras itu mengingat kasus itu terjadi sekitar September 2020. Sedangkan Risma, dilantik sebagai Mensos pada 27 Desember 2020.
Risma menyatakan, Kemensos di bawah kepemimpinannya tidak lagi menyalurkan bansos berupa barang atau sembako, melainkan hanya dalam bentuk uang.
Bansos Beras Kemensos Aneh
Kendati tak banyak tahu tentang kasus korupsi Bansos Beras, Risma mengakui ada keanehan pada pengadaannya.
"Kenapa yang duitnya di Dayasos (Pemberdayaan Sosial) kenapa kemudian ada orang dari Linjamsos (Perlindungan Jaminan Sosial) turut serta," kata Risma.
Menurut Risma, keanehan dirasakannya lantaran dirinya yang juga berstatus PNS sehingga paham dengan anggaran. Secara administratif, kata Risma keanehan terlihat lantaran adanya staf yang terlibat dalam pengadaan bansos ini, meski berbeda Ditjen.
"Kok kemudian ada orang Linjamsos kena, saya bingung, ini gimana administrasi, karena itu sebetulnya udah enggak boleh," ujar dia.
Namun, Risma tidak mengungkap staf yang dimaksud. Ia menyatakan staf tersebut sudah di nonjobkan.
"Yang terlibat ini yang langsung saya pindah ke satu tempat yang tidak megang keuangan yang berat, saya pindah, kan kalo ada salah saya harus periksa," ujar Risma.
"Saya memang ada yang saya nonjobkan, tetapi itu harus diperiksa dulu, saya kalau melakukan itu, karena saya bisa digugat, mereka berhak gugat saya kalau tidak betul. Yang penting dia tidak megang yang strategis," kata dia.
Bersyukur KPK Geledah Kemensos
Kendati kantornya diacak-acak KPK, Risma justru mengaku senang. Risma bahkan bersyukur karena dengan adanya penggeledahan itu dirinya akan mudah mengingatkan jajarannya untuk bekerja secara profesional.
"Makanya, di sini, teman-teman Kemensos, saya bersyukur kemarin kejadian kemarin, mungkin bagi orang lain itu aib atau apa, saya bersyukur kenapa, saya biar mudah ingatkan teman-teman Kemensos," kata Risma.
"Kalau ada yang tidak percaya dengan apa yang saya inginkan, mereka sekarang mungkin berubah pikiran, oh ternyata begitu, saya senang terus terang," sambungnya.
Kader PDIP itu pun menyatakan bahwa dirinya seringkali mengingatkan jajaran Kemensos untuk tidak main-main dengan bansos.
"Makanya saya senang (ada penggeledahan KPK), biar teman-teman Kemensos juga tahu, kalau mereka tidak nurut apa yang saya sampaikan kejadian itu akan berulang, tapi bahwa niat atau apa pun itu tidak ada dari saya, niat aja enggak ada," papar Risma.
"Kepikir saja enggak ada, apalagi saya mau nyakitin orang-orang miskin. Gila ini, saya bilang. Saya mau dapet neraka mana kalau saya nangani orang miskin kemudian saya lakukan itu (korupsi)," pungkasnya.