RIAU ONLINE, JAKARTA-Anas Urbaningrum bebas dari Lapas Sukamiskin Bandung setelah dipenjara selama sembila tahun lebih. Paska bebas, banyak yang bertanya-tanya terkait karier politik eks Ketum Partai Demokrat sekaligus terpidana korupsi Hambalang itu.
Partai yang sejauh ini menyatakan diri sebagai loyalis Anas Urbaningrum adalah Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Ketua Umum PKN, I Gede Pesek Suardika juga terpantau hadir dalam penyambutan kebebasan Anas Urbaningrum di Lapas Sukamiskin. Bersama Pesek hadir pula simpatisan lain seperti Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Jawa Barat, Saan Mustopa dan kader PDIP Rifqi Karsayuda.
PKN menjadi salah satu dari 17 partai yang dinyatakan lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2024. Dalam pengundian nomor urut peserta pemilu, PKN memperoleh nomor 9. PKN sebenarnya sudah berdiri sejak 3 April 2008 dengan nama Partai Karya Perjuangan.
Kemudian, partai ini dideklarasikan ulang oleh orang-orang yang loyal terhadap Anas Urbaningrum. Pesek sendiri pernah menjadi anggota Partai Demokrat dari 2008 – 2014 dan sempat duduk di DPR mewakili partai tersebut.
Selain Pesek, beberapa tokoh yang terlibat dalam deklarasi PKN adalah mantan anggota DPR dari Fraksi Demokrat Mirwan Amir, eks pengurus Demokrat Ian Zulfikar, aktivis HMI Asral Hardi, wartawan dan fotografer Bobby Triadi, serta Sri Mulyono yang kini menjabat sekretaris jenderal PKN.
Pidato Anas Urbaningrum
Setelah keluar dari Sukamiskin, Anas Urbaningrum yang disambut oleh pendukungnya menyampaikan pidato yang antara lain berisi sikap politiknya. Menurut Anas, jeruji besi penjara tak lantas membuat dirinya patah semangat. Justru, penjara membuatnya semakin kuat.
Dia menyinggung-nyinggung soal skenario masuk penjara. Lagi-lagi ia mengawalinya dengan meminta maaf. Anas memohon maaf kalau saja ada orang yang sengaja menyusun skenario besar dengan cara menjebloskannya dirinya ke penjara agar karier politiknya hancur. Kenyataannya, kata dia, skenario tersebut terbukti gagal.
"Jadi sungguh saya mohon maaf, kalau ada yang menyusun skenario besar dengan saya dimasukkan dalam waktu lama di tempat ini, menganggap bahwa Anas sudah selesai," ujar Anas.
Dalam pidatonya, Anas Urbaningrum menyebut tak ingin mendatangkan permusuhan dan balas dendam. Ia mengatakan, kebebasannya bukanlah sebagai awal mula permusuhan atau pertentangan dengan orang-orang yang menganggapnya sebagai musuh politik.
"Mohon maaf kalau ada yang berpikir saya keluar, merdeka, bebas ini mendatangkan permusuhan, pertentangan, tidak," ucap Anas dalam pidatonya dikutip dari suara.com