Anies Lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, JK Bisiki Anies Pilih Sosok Ini

Jusuf-Kalla5.jpg
([Suara.com/Rakha])

RIAU ONLINE, JAKARTA-Jusuf Kalla (JK) menjadi salah satu tokoh yang diajak berdiskusi dalam membicarakan sosok bakal calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.

Hal itu diutarakan anggota tim kecil Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Willy Aditya.

Sebelumnya JK mengusulkan nama bakal cawapres kepada Anies. Menanggapi ini, Willy memandang usulan itu sah-sah saja dilakukan.

"Ya kalau Pak JK menyarankan ya salah satu orang yang kami ajak diskusi juga Pak JK, itu sah-sah saja. Tapi banyak yang lain juga mendapatkan input," kata Willy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip Selasa (28/3/2023).

Ketua DPP NasDem ini menegaskan semua masukan masih sebatas usulan nama dan belum ada tahap memfinalkan sosok tertentu sebagai bakal cawapres untuk Anies.

Mengenai siapa sosok yang diusulkam JK untuk menjadi pendamping Anies, Willy tidak menyebutkan. Ia berujar JK tidak hanya mengusulkam satu nama.

"Bukan hanya satu yang diusulkan Pak JK. Ada banyak pertimbangan ya. Jadi ada beberapa nama yang diusulkan oleh Pak JK," kata Willy.


Godok Nama Pendamping Anies

Tim kecil Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang beranggotakan delapan orang sigap menggodok nama-nama terpilih untuk menjadi capres. Hal itu mereka lakukan menyusul instruksi Anies Baswedan untuk memfinalkan pilihan pendamping untuk dirinya pada Pilpres mendatang.

"Dari hari Jumat kemarin Pak Anies merekomendasikan tim delapan menggodok nama-nama yang ada," kata Willy.



Mereka di tim delapan segera menjadwalkan pertemian dengan tokoh dari berbagai elemen. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan perihal cawapres pilihan untuk Anies.

"Kami baru menjalankan, mengagendakan ketemu dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh lainnya untuk mendapatkan input," kata Willy.

Selain meminta masukan tokoh lintas kalangan, tim kecil Koalisi Perubahan turut mengecek berbagai hasil survei. Pengecekan ini sebagai langkah pendekatan statistik dalam melihat potensi para bakal cawapares.


"Jadi variabel kombinasi dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif kami lakukan," kata Willy.

JK Bisiki Anies

Sebelumnya, JK mengaku telah membisiki Anies mengenai nama bakal calon wakil presiden (bacawapres) pendampingnya.

"Adalah (nama bacawapres diusulkan) pasti tergantung Pak Anies saja yang mana," kata JK menjawab pertanyaan mengenai adanya usulan nama bacawapres untuk Anies sesuai menghadiri buka puasa bersama (bukber) di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2023).

Dalam kesempatan ini, JK membantah jika dirinya mengusulkan nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai pendamping Anies. Baginya, bacawapres yang paling cocok adalah yang paling bisa mendulang dukungan.

"Cocoknya kalau calon menambah suara dan bekerja sama nanti kalau menang. Belum (ajukan Khofifa)," ucap JK.


Bocoran Usulan JK

Waketum Partai NasDem Ahmah Ali menyebut jika JK rutin menggelar diskusi dengan Anies untuk memberi masukan soal sosok capres pendampingnya.

"Ya kalau Pak JK itu dia tidak pasti samalah kan beberapa kali diskusi dengan beliau. Jadi beliau lebih melihat kepada kebutuhan mas Anies itu apa," kata Ali saat dihubungi, Senin (27/3/2023).

Ali kemudian berbicara mengenai potensi lemahnya perolahan suara bagi Anies di Jawa Timur dan Jasa Tengah. Oleh sebab itu, Ali menyebut bisa saja JK mengusulkan nama bacawapres yang merupakan tokoh dari Jawa Timur.

"Katakanlah, ya, kita tidak bisa tutupi bahwa hari ini Mas Anies itu di Jawa Tengah, Jawa Timur, itu lemah. Nah maka kalau Mas Anies ingin menang kontestasi ya harus menutupi kelemahannya," ungkap dia.

"Pak JK itu masukan apa, Ya pokoknya ya kita aja dari kriteria. Jadi kriterianya kalau kita sih harus orang yang berasal dari wilayah Jawa Timur, tokohnya dari Jawa Timur ya kan," sambung dia.

Ali menegaskan partai yang diketuai Surya Paloh hingga koalisi sejauh ini masih berkutat pada kriteria calon pendamping Anies. Keputusan final nantinya tetap akan dikembalikan kepada bacapres jagian Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KKP) tersebut.

"Ya sekali lagi kalau kita tidak membicarakan nama. Kita bicara tentang kriterianya. Kalau kita bicara nama nanti subjektif. Nanti partai politik yang merumuskan, Mas Anies yang menentukan," ucap Ali dikutip dari suara.com