Beroperasi Sejak 1974, Depo Pertamina Plumpang Dua Kali Alami Kebakaran

Kebakaran-depo-pertamina-plumpang2.jpg
(Twitter Nana @SangLangit01)

RIAU ONLINE - Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Pertamina Plumpang sudah beroperasi sejak 1974. Pembangunannya pun dimulai beberap tahun sebelumnya.

Saat pertama kali dibangun, depo ini hanya berkapasitas tangki timbun 291.889 Kiloliter. Kini, terminal ini mampu memasok 20 persen kebutuhan BBM di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai terminal paling penting di Tanah Air.

Per harinya rata-rata thruput BBM sebesar 16.504 Kiloliter dengan wilayah distribusi utama meliputi Jabodetabek. Rata-rata harian BBM yang dipasok dari Depo Pertamina Plumpang mencapai 16.504 kiloliter.

Depo Pertamina BBM Plumpang menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap, mulai dari Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.



Kini, terminal BBM di Jakarta Utara itu dilanda kebakaran pada Jumat, 3 Maret 2023 sekitar pukul 20.10 WIB. Api berhasil dipadamkan setelah enam jam sekitar pukul 02.19 WIB, sebagaimana dilansir dari kumparan.

Sebagaimana dilansir dari kumparan, Minggu, 5 Maret 2023, kebakaran di Depo Pertamina Plumpang bukan yang pertama kali. Kebakaran besar juga pernah terjadi pada Minggu, 18 Januari 2009.

Kebakaran kala itu diduga disebabkan percikan api dari gesekan alat pengambil sampel BBM dan slot ukur. Kelapa Badan Reserse Polri saat itu, Jenderal Susno Duaji, menyebut kebakaran besar itu terjadi karena faktor kelalaian manusia.

Biasanya, sampel BBM diambil setiap hari pukul 05.00 WIB. Namun ketika insiden itu, sekitar 18.00 WOB, tangki nomor 24 sedang menerima aliran BBM dari kapal tanker "Raising Star" yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok yang berjarak sekitar 5 km dari sana.