RIAU ONLINE - Aksi Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, yang memprotes keras Kementerian Keuangan turut dikomentari pengamat politik, Rocky Gerung. Menurutnya, aksi Bupati Adil bak Robin Hood di masa kini.
Tak hanya mengungkap ketidakadilan, menurut Rocky Gerung, Bupati Adil telah membuat publik menaruh perhatian kepada Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
"Karena sikapnya bisa menunjukkan bagaimana antusias masyarakat terhadap Meranti itu dan menunjukkan bahwa orang sekarang nyari Robin Hood," kata Rocky, dikutip dari Suara.com, Jumat, 16 Desember 2022.
Rocky Gerung juga memaparkan peran Robin Hood ala Bupati Adil ini. Ia menyebut semua orang ingin melihat ke arah mana panah yang dilepaskan Bupati Adil ditancapkan.
"Karena itu biasanya tanda di situ hasil perampokannya akan dibagi tuh," papar Rocky Gerung.
Rocky Gerung bahkan membandingkan aksi Bupati Adil dengan pangkat Letkol Tituler yang baru saja diterima Deddy Corbuzier. Dosen Filsafat itu menilai Bupati Adil juga bisa mendapat pangkat khusus tersebut.
"Ya selamat aja pada saudara Deddy Corbuzier dapat pangkat Letkol, tapi kan supaya adil mesti ada pangkat Kolonel pada Bupati Meranti karena dia lebih memipin kan," ujar Rocky.
Rocky lantas menyematkan gelar Kolonel kepada Bupati Adil dari dirinya sendiri karena dianggap berani mencecar Kementerian Keuangan.
"Saya sebut saja dia kolonel Muhammad Adil karena dia sebenarnya sudah memimpin. Dia sudah memimpin pergerakan itu karena faktanya rakyat Indonesia itu mengelu-elukan dia," imbuhnya.
Sebelumnya, Bupati Adil, dalam sebuah potongan video mengaku muak melihat perwakilan Kementerian Keuangan yang hadir dalam rapat koordinasi pengelolaan pendapatan daerah se-Indonesia yang berlangsung di Kota Pekanbaru, Riau.
“Izin, Pak. Saya enek lihat Bapak di sini,” kata Bupati Meranti Muhammad Adil dalam video itu.
Bupati Adil awalnya blak-blakkan menyampaikan pendapatnya di depan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Luky Alfirman. Kemudian, Bupati Adil mempertanyakan Dana Bagi Hasil (DBH) minyak di Kepulauan Meranti dengan Kemendagri dan Kemenkeu.
Dirinya mengeklaim, Kepulauan Meranti memproduksi 8 ribu barel minyak per hari, tetapi tidak mendapat laporan rincian penerimaan daerah.
Setelah itu, Muhammad Adil juga menyebut Kemenkeu diisi iblis dan setan.
“Ini orang Keuangan isinya iblis atau setan, jangan diambil lagi minyak di Meranti,” katanya. “Enggak apa-apa, kami juga masih bisa makan, daripada uang kami dihisap oleh pusat,” imbuh Adil.
Ia juga mengeluhkan soal kesulitan mengangkat warga di daerahnya dari kemiskinan.
“Bagaimana kami akan mengangkat kemiskinan nelayan, petani, buruh?”