RIAU ONLINE - Sekelompok ABG laki-laki berseragam Pramuka membuat netizen geram setelah sebuah video aksi mereka menendang seorang nenek di pinggir jalan viral di media sosial.
Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara. Belakangan terungkap, keenam pelajar tersebut telah ditangkap polisi.
"Sebanyak enam orang yang masih berstatus pelajar sudah kita amankan," kata Kapolres Tapanuli Selatan, AKBP Imam Zamroni, dalam keterangan tertulis sebagaimana dilansir dari Suara.com, Senin, 21 November 2022.
Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial, tampak seorang nenek berdiri di pinggir jalan didatangi sekelompok pelajar yang mengendarai sepeda motor.
Para remaja tersebut lalu menendang wanita tua itu hingga tersungkur. Mereka bahkan memukul sang nenek menggunakan kayu.
Sementara itu, Kapolres Tapanuli Selatan, AKBP Imam Zamroni, mengatakan dalam channel YouTube tvOneNews, menyebut bahwa motif aksi penganiayaan sekelompok pelajar itu karena iseng.
Imam menuturkan mulanya seorang pelajar di video berdiri di dekat korban berniat memberikan sebatang rokok. Sementara korban sudah empat bulan terakhir berada di sekitar lokasi, Desa Angkola, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Dan (korban) biasa diberikan rokok," kata Imam.
Nahas, seorang pelajar lainnya di dalam video tiba-tiba berlari dan menendang korban hingga terjungkal. Keenam pelajar ternyata siswa SMK di daerah tersebut.
Berdasarkan hasil identifikasi pemindai retina mata dan sidik jari, polisi mengungkap identitas nenek yang menjadi korban penganiayaan pelajar dalam video itu.
"Korban atas nama Leni Saragih yang berdomisili atau tinggal sesuai identitas yang ada di KTP di daerah Simalungun atau Siantar dan kami mencoba menghubungi dari pihak keluarga korban... Dan alhamdulillah sudah terhubung dengan pihak keluarga dan dinyatakan betul adalah keluarganya yang sudah tiga tahun meninggalkan rumah," ungkap Kapolres.
Menurut keterangan keluarga, kata Imam, korban memang sedang menjalani perawatan jalan terkait dengan gangguan kejiwaan di Siantar.
Atas dasar itu, dikatakan Imam, kepolisian sudah berkoordinasi dan berencana mengantar korban ke Medan untuk menjalani pemeriksaan medis dan selanjutnya akan diantarkan ke pihak keluarga di Siantar.