RIAU ONLINE, JAKARTA-nggung Putri Candrawathi, pengacara Brigadir J Sisebut arisan brondong. Sidang pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi hingga kini masih menjadi sorotan. Bahkan sidang dengan terdakwa Putri Candrawathi seolah drama panjang tak berkesudahan.
Terbaru, pengacara keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak juga mendesak agar kepribadian Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi juga yang diperiksa.
"Di dalam sistem peradilan pidana kita, tidak ada urusan untuk menggali profil dari korban. Yang digali profilnya adalah pelaku, apakah misalkan memiliki permasalahan dengan kejiwaan atau temperamen dia," tegas Martin dalam program Sapa Indonesia Pagi, Senin (14/11/2022).
Marti menilai semestinya Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang diperiksa kejiwaannya serta kepribadiannya. Sebab ia merasa aneh dengan Ferdy Sambo yang justru menempatkan sejumlah ajudan pria untuk mengawal istrinya.
"Lalu Putri, yang katanya gayanya hedon sekali dan suka banyak 'arisan-arisan', saya nggak tahu, karena saya pernah mendengar ada tulisan 'arisan brondong', (tapi) saya tidak tahu apakah Putri terlibat juga atau tidak," tutur Martin.
"Kalau terlibat itu harus dicek juga, apakah ada masalah dengan kepribadian, karena di rumah baik tapi di luar mungkin saja tidak baik," lanjutnya.
Seperti dilansir dari Lifepal, dalam bahasa Inggris, istilah arisan merujuk pada social gathering atau kegiatan kumpul-kumpul. Dalam konteks budaya Indonesia ternyata maknyanya lebih dari itu.
Kegiatan ini dilakukan sebagai metode menyimpan uang, tapi beroperasi di luar dari ekonomi formal sebagaimana tidak ada lembaga ataupun badan hukum penjamin untuk kegiatan tersebut.
Isitlah Arisan Brondong ini juga bisa merujuk pada film komedi Indonesia berjudul Arisan Brondong. Dalam film itu menggambarkan sekelompok perempuan kaya Jakarta menggoda sekelompok remaja muda lugu dengan bayaran untuk layanan seksual dikutip dari suara.com
Para perempuan kaya ini memulai versi kegiatan seksual itu dengan undian komunitas [arisan] yang ditemukan di semua lapisan masyarakat Indonesia. Dalam arisan mereka, mereka memasukkan uang yang dikumpulkan setiap kali untuk pembayaran seks dengan laki-laki yang lebih muda [brondong]