Klarifikasi! Polisi Ngaku Setor Rp 6 M ke Kabareskrim Sebut Ditekan Brigjen Hendra Kurniawan

Ismail-Bolong.jpg
(Istimewa via Suara.com)

RIAU ONLINE - Ismail Bolong mendadak viral setelah mengaku sebagai polisi berpangkat Aiptu dan membuat pengakuan yang menggemparkan publik. Ia mengaku terjun ke bisnis tambang batu bara ilegal di Kalimantan Timur.

Ismail Bolong dalam video itu bahkan mengklaim menyetor Rp 6 miliar ke Kabareskrim Komjen Agus Andrianto. Ia juga mengaku menyumbang Rp 200 juga ke Polres Bontang.

Setelah viral, mendadak muncul video baru. Kali ini Ismail Bolong membuat pengakuan berbanding terbalik.

Ismail Bolong memberikan klarifikasi, mantan anggota Satintelkom Polresta Samarinda itu memastikan video pengakuan dirinya menyetor uang dari hasil bisnis tambang ilegal ke Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto tidak benar, sebagaimana dilansir dari Suara.com, Minggu, 6 November 2022.



Ia menyebut ketika itu dipaksa membuat video testimoni tersebut oleh mantan Karopaminal Divisi Propam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan.

Video klarifikasi Ismail Bolong tersebut diunggah oleh akun Instagram @majeliskopi08. Dalam video tersebut Ismail turut menyampaikan permohonan maaf kepada Kabareskrim dan memastikan bahwa dirinya tidak pernah bertemu atau menyetorkan uang.

"Nama saya Ismail Bolong saya saat ini sudah pensiun dini dari anggota Polri aktif mulai bulan Juli 2022. Perkenankan saya mohon maaf kepada Kabareskrim atas berita viral saat ini yang beredar. Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar dan saya pastikan berita itu saya tidak pernah komunikasi sama Pak Kabareskrim apalagi memberikan uang. Saya tidak kenal," kata Ismail Bolong dalam video tersebut.

Ismail Bolong juga mengaku kaget saat mengetahui video testimoni dirinya yang ketika itu dilakukan dalam tekanan baru viral saat ini. Menurutnya video tersebut dibuat pada Februari 2022 lalu.

"Saya kaget viral sekarang. Saya perlu jelaskan bahwa pada bulan Februari itu datang anggota Mabes Polri dari Paminal Mabes Polri memeriksa saya untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dalam penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra pada saat itu saya komunikasi melalui HP melalui anggota Paminal dengan mengancam akan bawa kamu ke Jakarta kalau nggak mau melakukan testimoni," tutur Ismail Bolong.