Tersenyum setelah Bunuh Teman, Rudolf Tobing Pernah Sekolah di Amerika

Christian-Rudolf-Tobing2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Tersenyum setelah bunuh teman, Christian Rudolf Tobing pernah sekolah di Amerika. Christian Rudolf Tobing (36), pembunuh Ade Yunia Rizabani atau teryata bukan orang sembarangan. Christian Rudolf Tobing membuang jenazah Icha yang terbungkus plastik hitam di kolong Tol Becakayu, Bekasi.

Christian Rudolf Tobing ternyata berprofesi sebagai terapis anak berkebutuhan khusus.

Bahkan, Rudolf pernah mengenyam pendidikan di Amerika Serikat.

"Kerjaan tersangka ini sekarang adalah salah satu terapis untuk anak berkebutuhan khusus," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indriwienny Panjiyoga menuturkan, Rudolf bersekolah di Amerika Serikat pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan kuliah di salah satu universitas di sana. Namun pada tahun 2006, ia dideportasi karena melanggar aturan visa.

Christian Rudolf Tobing

Arti Senyum Christian Rudolf Tobing saat Bawa Mayat Ade di Dalam Lift/via suara.com

"Tersangka pernah kuliah di Amerika, namun dipulangkan karena pelaku dideportasi," tuturnya.



Setelah gagal menuntaskan pendidikannya di Amerika, Rudolf melanjutkan ke Sekolah Tinggi Teologi di Jakarta Pusat. Kemudian dia menjadi pelayan hingga pendeta di salah satu gereja di Bogor, Jawa Barat.

"Berdasarkan keterangan pelaku, dia pernah menjadi pendeta muda di salah satu gereja di Bogor," jelas Panji.

Makna Senyum hingga Motif Sakit Hati

Peristiwa Rudolf tersenyum santai saat membawa mayat Icha usai dibunuh terekam kamera CCTV lift di Apartemen Green Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dalam video, ia bahkan terlihat santai saat berpapasan dengan penghuni apartemen lain di dalam lift.

Hengki mengungkapkan, makna senyum Rudolf saat membawa mayat korban dengan troli di dalam lift bukan untuk mengelabui penghuni apartemen. Melainkan bentuk ekspresi kepuasannya usai membunuh korban.

"Dia tersenyum karena misinya telah selesai atau mission accomplish," ujar Hengki.

Motif Rudolf membunuh Icha karena hal sepele, yakni sakit hati. Perasaan sakit itu timbul lantaran Icha dan temannya S, berteman. Serta berfoto bersama dengan H, sosok yang dibencinya.

Hengki mengungkapkan bahwa S dan H juga hendak dibunuh Rudolf. Target utama Rudolf sebenarnya H teman lamanya yang dibencinya.

Bukan tanpa alasan Rudolf terlebih dahulu membunuh Icha, dia sebenarnya telah berupaya menjebak H lewat adiknya, namun gagal. Sampai pada akhirnya, ia memutuskan untuk membunuh Icha karena lebih mudah dihubungi dikutip dari Suara.com

Sebelum dibunuh, Rudolf lebih dahulu memeras uangnya. Uang tersebut rencananya dipergunakan untuk menyewa pembunuh bayaran yang ditugasi membunuh H.

"Yang bersangkutan telah membunuh korban dengan motif tersangka sakit hati," katanya.