RIAU ONLINE - Pengiriman tenaga kerja (TKI) ke Malaysia resmi disetop Pemerintah Indonesia mulai Juli 2022. Pembekuan sementara pengiriman TKI ke Malaysia dilakukan pemerintah lantaran negara itu dinilai tidak menghormati nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada April 2022.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan MoU yang sudah ditandatangani oleh kedua negara itu mengatur Penempatan dan Perlindungan PMI Sektor Domestik di Malaysia dengan menerapkan sistem satu kanal (one channel system). Sistem itu sekaligus menjadi satu-satunya mekanisme resmi yang dijadikan acuan dalam merekrut dan menempatkan PMI sektor domestik di wilayah Malaysia.
Kedua negara sepakat menerapkan System Maid Online (SMO) yang akan dikelola oleh Kementerian Dalam Negeri Malaysia melalui Jabatan Imigresen Malaysia. Namun, menurut Ida Fauziyah, perwakilan Indonesia di Malaysia masih menemukan banyak bukti jika negeri jiran masih menerapkan sistem di luar yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Menurutnya, SMO tersebut akan membuat posisi TKI / PMI menjadi lebih rentan tereksploitasi. SMO mem-by pass UU Nomor 18 Tahun 2017 yang mengatur tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, dan tidak melalui tahap pemberangkatan yang benar.
“Terkait hal tersebut, KBRI di Kuala Lumpur merekomendasikan kepada Pemerintah Pusat untuk menghentikan sementara waktu penempatan TKI/PMI di Malaysia, hingga terdapat klarifikasi dari Pemerintah Malaysia termasukdengan komitmen untuk menutup mekanisme SMO sebagai jalur penempatan PMI,” katanya, melansir Suara.com, Minggu, 17 Juli 2022.
Menaker menyebutkan saat ini keputusan stop kirim TKI atau PMI sektor domestik ke Malaysia sudah disampaikan secara resemi oleh KBRI Kuala Lumpur epada Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia.
Ida Fauziyah menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan dari KBRI Kuala Lumpur, Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia telah memberi pernyataan media pada 13 Juli 2022 lalu. Terkait dengan penghentian pengiriman TKI ke Malaysia, Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia menyebut akan segera mengadakan pertemuan untuk untuk membahas permasalahan dengan Kementerian Dalam Negeri Malaysia.
Atas keputusan pemerintah Indonesia ini, membuat sejumlah TKI yang akan bekerja di Malaysia untuk sementara waktu harus menunda keberangkatan mereka. Gaji TKI di Malaysia pun banyak dipertanyakan.
Gaji TKI di Malaysia
Umumnya, gaji TKI di Malaysia ada beberapa macam tergantung dengan sektor dan penempatannya. Sejauh ini banyak TKI di Malaysia bekerja sebagai buruh pabrik dan pembatu rumah tangga.
TKI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) memiliki gaji tergolong paling rendah. Gaji TKI di Malaysia yang bekerja sebagai ART besarannya sesuai dengan persyaratan upah minimum di negara tersebut.
Gaji TKI ART di Malaysia mulai RM 1.200, atau setara dengan Rp 4 juta per bulan. Upah tersebut merupakan gaji TKI di Malaysia secara bersih, tanpa adanya potongan apapun. Pemerintah Indonesia sebelumnya juga meminta gaji TKI di Malaysia minimum RM1.500 atau setara dengan Rp 5 juta. Tetapi pemerintah Malaysia menolaknya.
New Straits Times Malaysia melaporkan pada Selasa (12/4/2022) Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia Datuk Seri M. Saravanan mengatakan jika pemerintah Malaysia tidak dapat memenuhi permintaan pemerintah Indonesia yang meminta ART dari Indonesia digaji demgan minimum gaji RM1.500.
Namun, majikan dapat membayarkan lebih dari RM1.500 kepada ART nya sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Jadi, gaji minimum tersebut bukanlah menjadi patokan utama gaji ART di Malaysia. ART dari Indonesia dapat menerima lebih daji 4 juta per bulan jika sebelumnya telah ada kesepakatan dengan majikan.
Sementara itu gaji TKI di Malaysia untuk pekerja sektor industri, akan dihutung per jam. Websita Tradingeconomic pada Mei 2022 mencatat besaran gaji minimal di Malaysia untuk sektor industri manufaktur sebesar RM 3.429 jika dirupiahkan sekitar Rp 12 juta per bulan.
Syarat Jadi TKI di Malaysia
Berikut ini beberapa syarat umum yang harus dipenuhi calon TKI yang hendak bekerja di Malaysia:
• Memiliki paspor Indonesia yang aktif atau masih berlaku
• Berumur 18 - 38 tahun. Untuk TKI PLRT berumur 21 - 45 tahun.
• Datang secara resmi ke Malaysia melalui Pemerintah atau Perusahaan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS-dulu bernama PJTKI) yang telah terdaftar di DEPNAKER RI.
• Menandatangani Kontrak Kerja dengan pemberi kerja.
• Lulus pemeriksaan kesehatan (FOMEMA) dengan biaya sekita RM180 bagi pekerja laki-laki dan RM190 wanita yang semuanya ditanggung oleh majikan.
• Memiliki work pass (permit kerja) yang diurus oleh majikan dan dikenakan bayaran per tahun (levy).
• Memiliki kartu Kad Pengenalan Pekerja Asing yang dikeluarkan oleh Pemerintah Malaysia.
• Bekerja pada majikan yang nama dan alamatnya telah tercantum dalam Permit Kerja.
• Ikut dalam program asuransi di Malaysia berdasarkan Workmen Compensation Act 1952.
Kewajiban TKI selama di Malaysia
Selain beberapa syarat umum di atas, TKI di Malaysia juga diwajibkan untuk memenuhi beberapa peraturan berikut.
• TKI wajib untuk melaporkan keberadaannya selama di Malaysia kepada Perwakilan RI di Malaysia. Hal tersebut dimaksudkan suapay Perwakilan RI dapat memberikan bantuan dan perlindungan kepada WNI jika sekiranya mereka terkena masalah. Disamping itu, seorang WNI dapat kehilangan kewarganegaraannya apabila mereka tidak melaporkan keberadaan dirinya kepada Perwakilan RI di suatu negara selama 5 tahun berturut-turut.
• Apabila paspor TKI disimpan oleh Perusahaan, berikut adalah hal yang harus dilakukan :
1. Memiliki copy paspor yang dilengkapi dengan surat keterangan majikan untuk disahkan oleh KBRI atau KJRI dan kemudian diberikan keterangan pindah alamat.
2. Menyimpan copy permit kerja (betyujuan untuk mengingatkan majikan jika permit akan habis masa berlakunya).
3. Dari pihak majikan : majikan harus membuatkan TKI Kartu Pekerja (sebagai pengganti paspor).
4. Apabila hendak keluar dari lokasi kerja atau mengambil cuti, mintalah paspor yang disimpan kepada majikan.