RIAU ONLINE - Briptu Hasbudi, Sosok oknum polisi yang tengah menjadi sorotan masyarakat setelah tertangkap basah sebagai bos tambang emas ilegal di Kalimantan Utara. Kini, oknum polisi tajir tersebut tengah menanti proses hukum usai diringkut Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kaltara.
Sebelum kekayaannya disita, Briptu Hasbudi dikenal sebagai sosok kaya raya. Berbagai bisnis mulai dari usaha pengiriman baju bekas dari Malaysia yang ternyata beroperasi secara ilegal juga dijalankan Briptu Hasbudi sembari bertugas sebagai aparat kepolisian.
Bukan sekedar bisnis tambang ilegal, Briptu Hasbudi juga diduga tergabung dalam bisnis narkotika.
"Seketika berita ini viral, saya sudah memberikan perintah kepada Dir Resnarkoba Polda Kaltara untuk kordinasi dengan Ditreskrimsus Polda Kaltara guna melakukan pengembangan terhadap pengungkapan kasus tersangka Briptu HSB tentang kemungkinan keterlibatan tersangka dalam perkara peredaran gelap Narkoba," ungkap Dirnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno H Siregar, dilansir dari Suara.com, Rabu, 11 Mei 2022.
Kini masyarakat bertanya-tanya, siapa sosok Briptu Hasbudi sebenarnya?
Briptu Hasbudi dalam kepolisian di usia yang relatif muda. Pria kelahiran 1993 itu akhirnya menjadi anggota Ditpolair Polda Kalimantan Utara dengan Pangkat Bintara yang kini disandangnya.
Briptu Hasbudi, sebelum menjadi anggota Ditpolair, merupakan anggota Satintelkam Polres Bulungan.
Sebagai seorang anggota Ditpolair, Briptu Hasbudi sudah aktif dalam kegiatan patroli aiar sepanjang karirnya. Ia sering membagikan foto dirinya saat bertugas di akun Facebook miliknya.
Briptu Hasbudi juga pernah tergabung dalam tim penyelamatan laka laut speedboat tenggelam yang sempat menggegerkan warga Kaltara pada 25 Juli 2017.
Briptu Hasbudi juga aktif di berbagai organisasi yakni antara lain ia menjabat sebagai ketua Ikatan Pemuda Sulawesi Selatan (IPSS) Kaltara dan ketua Beladiri Kempo Indonesia (BKI) Kaltara.
Seperti yang telah diberitakan, Briptu Hasbudi merupakan bos dari sebuah tambang ilegal yang diduga beroperasi di Desa Sekatak Buji, Kecamatan Sekatak, Kabupatan Bulungan, Kalimantan Utara.
Dari bisnis ilegalnya itu, ia menghimpun berbagai kekayaan dan harta kekayaan, mulai dari mobil mewah serti Fortuner hingga belasan speedboat.