RIAU ONLINE, PADANG-Ustaz Syukron (33) ditangkap polisi. Syukron menanamkan pemahaman sesat kepada murid-muridnya untuk agar tujuannya bejatnya tercapai. Guru sekaligus ketua yayasan pendidikan SMP Islam terpadu di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) ini mengajarkan onani dan oral sex dapat meningkatkan kepercayaan diri.
"Tersangka mengatakan kepada korbannya bahwa melakukan (onani) itu bisa meningkatkan percaya diri," kata Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Ferlyanto Pratama Marasin, Senin (14/6/2021).
Ustaz yang diduga gay karena melecehkan murid laki-lakinya ini kini berstatus tahanan di Mapolres Padang Panjang. Berdasarkan pemeriksaan, pelaku sempat meminta korban mengirimkan video yang menyorot alat kelamin.
Korban yang merupakan murid di sekolah Ustaz Syukron sempat menolak. Korban pun bertanya tujuan pengiriman video tak senonoh tersebut.
"Awalnya tersangka minta agar korban memvideokan alat kelamin korban. Saat itu korban bertanya apa manfaatnya, yang kemudian dijawab tersangka untuk meningkatkan percaya diri," jelas Ferly.
Namun korban tidak kuasa saat disuruh tersangka datang ke asrama sekolah yang beralamat di Jalan Sutan Syahrir Silaing Bawah, Padang Panjang. Di kamar Wali Asrama, pelaku memaksa korban melakukan onani dan oral sex.
Syukron ditangkap pada Kamis (10/6) dan resmi ditahan pada Jumat (11/6).
"Kita terima laporan pada 25 Mei. Lalu tersangka kita tangkap 10 Juni dan ditahan 11 Juni beserta barang bukti," tambah Ferly.
Pelecehan seksual itu terjadi beberapa kali oleh korban. Dalam laporan korban kepada polisi, ada tiga kali peristiwa bejat yang dialami korban. Masing-masing pada 26 Desember 2020, lalu 6 Januari, dan 21 Januari 2021.
Seiring berjalannya proses penyidikan, Ustaz Syukron mengaku kepada polisi soal pelecehan seksual yang dilakukannya tak hanya terhadap satu murid. Dia mengaku melecehkan tiga murid lainnya.
"Jadi, kita terus melakukan pemeriksaan terhadap tersangka. Pengakuan sementara, ada empat korban. Satu sudah melapor, tiga lainnya belum karena masih ujian sekolah," ungkap Ferly saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (15/6) dikutip dari Detik.com
Ferlyanto menyebut tiga korban lainnya juga berstatus pelajar di SMP Islam Terpadu Al-Hijrah. Polisi belum memeriksa ketiga korban pelecehan lainnya dengan alasan tak ingin mengganggu konsentrasi belajar korban.
"Keterangannya ada tiga korban lain. Jadi, total sementara jumlah korban ada empat orang. Selain belum membuat laporan, kita juga belum bisa menindak lanjuti, karena mereka (korban) sedang ujian kenaikan kelas. Ditakutkan, nanti mengganggu konsentrasi korban," jelas Ferly.