RIAU ONLINE, PALEMBANG-Ingat PNS bernama Yesi Indola Sari itu kemudian menjadi viral di dunia maya.
Video yang dibuat PNS RSUD Muara Dua, Kabupaten OKU Selatan, Sumatra Selatan (Sumsel) direspon oleh pemerintah setempat.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) OKUS Eva Nirwana menyatakan, jika yang bersangkutan memang merupakan pegawai di lingkungan RSUD Muara Dua.
Atas kejadian video youtube ini, bupati juga telah mengeluarkan keputusan memberikan cuti kepada yang bersangkutan.
Cuti yang dimaksudkan ialah untuk keperluan berobat.
“Ada rekomendasi yang diberikan inspektorat yang kemudian ditindaklanjuti Bupati, dengan memberikan cuti kepada yang bersangkutan,” ujarnya dihubungi SuaraSumsel.id, Kamis 10 September 2020 pagi.
Eva mengatakan rekomendasi memberikan cuti juga diatur dalam peraturan kepegawaian. Cuti yang diberikan selama tiga bulan untuk kemudian bisa dilanjutkan kembali sesuai dengan keperluan yang bersangkutan.
“Cuti tiga bulan, jika masih dalam kondisi perlu pengobatan maka cuti akan bisa dilanjutkan,” terang ia
Dia mengatakan, pemerintah mengeluarkan keputusan tersebut dan telah berkordinasi kepada pihak keluarga. Perwakilan keluarga juga sangat menerima dengan keputusan yang diambil kepada Yesi.
“Keluarga juga sudah diberitahukan,” ucapnya.
Dengan kejadian ini, Eva juga menuturkan kondisi Yesi dalam keadaan traumatik. Kesimpulan sementara itu diperoleh dari menghimpun informasi dan keterangan dari pihak keluarga dan rekan kerja.
“Seharusnya kita berempati atas kondisi ini. Yesi seperti itu sejak ditinggal ayahnya yang meninggal dunia,” katanya.
Karena itu, ia juga mengajak masyarakat untuk bisa memaklumi peristiwa tersebut.
“Jangan dibesar-besarkan lagi, kasian keluarganya,” katanya.
Sebelumnya dalam video berdurasi 28 ment 37 detik, Yesi mengemukakan dirinya terlilit utang bank.
"Saya mengadakan penggalangan dana di akun Youtube saya ini karena saya mempunyai utang di bank sebesar Rp 150 juta," ungkap Yesi dalam video tersebut.
Dia mengaku tidak sanggup untuk melunasi utang tersebut lantaran gaji yang diterimanya hanya tersisa Rp 498.017 per bulan di Bank Sumsel Babel cabang Muara Dua.
"Kaya kadang menerima uang kontribusi dari ruangan lain. Kadang hanya Rp 90 ribu, Rp 100 ribu, hingga pernah Rp 200 ribu, dan itu pun bukan per bulan," jelasnya.
Yesi menurutkan alasanya melakukan penggalangan dana tersebut lantaran dirinya tak memiliki tempat lain untuk meminta bantuan.
Artikel ini sudah terbit di Suara.com