RIAU ONLINE, SOLO-Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai isu dirinya dan Teguh Prakosa bakal melawan kotak kosong di Pilkada Solo 2020.
Pilkada Solo akan berlangsung 9 Desember mendatang.
Gibran optimistis dirinya dan Teguh yang diusung PDIP dan didukung sedikitnya 5 parpol lain di Solo tidak akan melawan kotak kosong.
Hal itu disampaikan Gibran menanggapi ramainya isu dirinya tidak akan memiliki lawan di Pilkada Solo, seperti dilansir Solopos.com.
Adanya kekecewaan sebagian masyarakat Solo atas dinamika politik Pilkada Solo 2020 yang diekspresikan masyarakat dengan mengampanyekan kotak kosong di media sosial.
“Lah emangnya kami akan melawan kotak kosong? Kan peserta pilkada yang menentukan dari KPU,” ujar dia, Senin 3 Agustus
Saat ditanya kalkulasi politik apakah Gibran dna Teguh bakal melawan kotak kosong atau pasangan cawali-cawawali perseorangan di Pilkada Solo nanti, Gibran enggan berkomentar.
Dia kembali menegaskan soal siapa yang akan bertarung di Pilkada yang menentukan bukan dirinya, tapi KPU Solo.
Gibran menyatakan baik akan ada lawan atau tidak, pasangan Gibran-Teguh siap menghadapi.
“Ada lawan ya oke, nggak ada lawan ya oke. Siap tempur saja pokoknya kami,” tandas Gibran tersenyum diamini Teguh Prakosa yang mendampingi dia.
Bahkan, menurut Gibran, semakin banyak pasangan cawali-cawawali di Pilkada Solo akan lebih baik bagi masyarakat Kota Bengawan.
Masyarakat Solo akan memiliki alternatif pasangan calon pemimpin mereka dalam lima tahun ke depan.
“Kalau ada lawan, kalau lawan lebih dari satu pasangan, lawannya banyak, berarti pilihan warga Solo semakin banyak. Nggak ada masalah mau melawan kotak kosong atau pasangan cawali-cawawali independen,” urai dia.
Kuatnya dukungan untuk Gibran dan Teguh sebagai cawali-cawawali di Pilkada Solo 2020 memunculkan anggapan pasangan calon dari PDIP itu akan melawan kotak kosong.
Hal itu muncul dalam berbagai obrolan di tengah masyarakat, baik saat roda, saat berkumpul di angkringan, maupun tempat lainnya.
Tak sedikit warga yang kecewa dengan fenomena Pilkada Solo tahun ini.
Perihal kekecewaan masyarakat yang diungkapkan lewat obrolan itu dituangkan oleh Dosen FSRD UNS Solo, Andi Setiawan, yang membuat ilustrasi dan visualisasi yang kemudian diunggah di media sosial.
Artikel ini sudah terbit di Suara.com