Wakil Presiden Lama Tidak Kelihatan, Abah Kemana Saja?

Maaruf-amin.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Wakil Presiden Maaruf Amin kini jarang terlihat. Sesekali muncul, Wapres kembali menghilang dari layar kaca atau artikel media online.

Abah, sapaan akrabnya, belakangan memang tak banyak muncul ke publik. Terlebih selama pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, aktivitasnya kian terbatas.

Dia lebih banyak menghabiskan kegiatan harian dengan mengikuti rapat. Sesekali memberi sambutan di pelbagai agenda secara virtual.

Wartawan yang biasa meliput langsung kegiatannya di kantor atau Istananya juga sepi agenda.

Awak media lebih banyak melahap berita dari siaran resmi Setwapres untuk mengisi kekosongan itu.

Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa bulan sejak Covid-19 menyebar di Indonesia, meski pada awal pandemi suami Wury Ma’ruf Amin ini rutin menggelar konferensi pers.

Namun, kini kegiatan itu hilang. Konferensi pers terakhir Abah dengan media berlangsung pada 16 Juni 2020.

Saat itu, Ma`ruf memberi keterangan resmi terkait rancangan undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU - HIP).

Wapres didampingi oleh sejumlah organisasi masyarakat Islam meminta penundaan pembahasan rancangan regulasi tersebut.

Setelah itu tak ada lagi webinar yang digelar Setwapres untuk awak media.

Kendati begitu, siaran resmi tetap rutin dikirimkan untuk digunakan jurnalis sebagai bahan berita.

Situasi kian menenggelamkan namanya saat Presiden Joko Widodo lebih rajin tampil.

Presiden juga sering memberi keterangan perihal pandemi dan penanganan ekonomi pasca-pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Anggapan ini direspon beragam warganet. Seperti @pengwinningg sempat menyindir keberadaan Wapres yang dianggap lebih banyak diam. “

Bayangin maaruf amin gedeh abistu… yaude diem aje gitu kaga ngapa ngapain juga orangnye,” tweetnya pada 26 Juli lalu.

Atau akun @shitegoblin pada Mei lalu. “diem aja kirain introvert taunya wapres maruf amin.” Cuitan itu menanggapi jarang munculnya Wapres di muka publik.



Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai bahwa tenggelamnya nama Wapres dalam perhatian masyarakat tidak memiliki dampak apapun.

Pasalnya Ma`ruf Amin hanya menjadi pendamping Presiden Jokowi.

Pun demikian Jokowi tampaknya tidak keberatan dengan kinerja Abah selama 9 bulan terakhir pascapelantikan.

Masyarakat katanya, cukup melihat indikator tersebut dari tingkat kepuasan Presiden.

“Wapres ini kan wakilnya Presiden, sementara Presiden aktif dan mampu bekerja selama Covid-19.

Lagipula, Presiden nampaknya tidak keberatan dengan kinerja Wapres, jadi mestinya nggak apa-apa,” katanya kepada Bisnis, Senin 3 Agustus 2020.

Pada tahun ini setidaknya dua lembaga survei mengeluarkan hasil kinerja pasangan Jokowi - Maruf Amin dalam kabinet Indonesia baru.

Jejak pendapat ini dilakukan untuk mengukur sejauh apa kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan kabinet Indonesia Maju selama ini.

Kedua lembaga itu adalah Charta Politik yang dikeluarkan pada Maret 2020. Survei ini merinci tingkat kepuasan Presiden dan Wakil Presiden.

Sementara itu, Indikator pada Juli 2020 hanya menampilkan hasil jejak pendapat Presiden dan para menteri.

Survei Charta Politika menunjukkan bahwa 55,3 persen masyarakat puas dengan kinerja Ma`ruf Amin, 31,8 persen tidak puas dan sisanya 12,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan Presiden Jokowi dengan tingkat kepuasan mencapai 70 persen, sedangkan 25,1 persen menyatakan tidak puas dan 4,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Jumlah responden mencapai 1.200 orang yang berusia 17 tahun yang tersebar di seluruh Tanah Air dan riset menggunakan metode wawancara.

Di sisi lain, dari survei Indikator menunjukkan bahwa 5,1 persen responden menyatakan sangat puas dengan kinerja Presiden, 60 persen puas, 29 persen kurang puas, 2,1 persen menyebut tidak puas sama sekali dan sisanya 3,7 persen tidak menjawab atau tidak tahu.

Lalu, apa kata Istana?

Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi tidak mempermasalahkan anggapan masyarakat tentang tenggelamnya nama Ma`ruf Amin termasuk untuk menangani pandemi Covid-19. Apalagi perbincangan itu hanya bergulir liar di media sosial.

Baginya saat ini masyarakat hanya perlu mempercayai kabar dari media umum.

Kabar dari media sosial dianggap cenderung mengarah pada sesuatu yang berbau fitnah saja.

Dari sisi tim media, Cak Duki, sapaan Masduki, mengklaim bahwa Wapres tidak memiliki tim buzzer untuk mengangkat nama Ketua Majelis Ulama Indonesia non aktif itu.

Dia bahkan tidak peduli dengan anggapan masyarakat bila Ma`ruf Amin disebut orang hilang.

Pasalnya Abah terus bekerja sejak pagi hingga sore hari termasuk menangani dampak pandemi saat ini.

“Wapres bekerja di bawah permukaan dengan baik selama ini dan cukup sibuk didampingi oleh Seswapres dan timnya selama ini dengan sungguh-sungguh dan sibuk,” ujarnya.

Asisten Deputi Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Rusmin Nuryadin tidak banyak menanggapi pertanyaan Bisnis soal isu ini. Dia hanya membagikan laman kegiatan harian pria kelahiran 11 Maret 1943 itu.

“Cek di sini [http://www.wapresri.go.id/my-calendar/?cid=my-calendar&time=day&format=list&month=8&dy=3&yr=2020], giat Wapres,” tuturnya.

Memang selama pandemi lima bulan terakhir, bekas Ketua Dewan Pengawas Syariah di Bank Mualamat, Bank Syariah Mandiri dan Bank BNI Syariah ini lebih banyak mengikuti rapat terbatas secara daring. Hanya beberapa kali Wapres menerima pejabat negara di kantornya.

Seperti hari ini. Bapak 9 anak itu menghadiri rapat terbatas tentang penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi serta rapat terbatas tentang perencanaan transformasi digital secara virtual.

Di sisi lain dalam 100 hari pertamanya sebagai RI2, Ma`ruf sudah memberi penjelasan tentang dirinya yang tidak terlalu menonjol dibandingkan Presiden Jokowi.

“Kan saya ini Wakil Presiden, yang nonjol kan Presiden. kalau Wakil Presidennya menonjol nanti ada matahari kembar.

Tapi sebagai Wakil Presiden saya menjalankan tugas-tugas yang saya emban,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 29 Januari 2020.

Artikel ini sudah terbit di Bisnis.com