RIAU ONLINE, JAKARTA-Harga emas terus naik hingga mencetak rekor baru. Harga dan kilaunya semakin bersinar.
Harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak Agustus 2020 terpantau naik 6,10 poin atau 0,33 persen ke posisi US$1.871,20 per troy ounce pada Rabu 22 Juli 2020 pukul 21.00 Waktu New York atau Kamis 23 Juli 2020 pukul 08.00 WIB.
Sementara itu, harga emas di pasar spot juga terpantau mencapai level US$1.870 per troy ounce.
Kemarin, harga emas berjangka dan harga emas di pasar spot menyentuh level US$1.860, mendekati level tertinggi sejak 2011 di posisi US$1.923,70 per troy ounce
Sepanjang tahun berjalan 2020, harga emas telah menguat hingga 22,58 persen, mengungguli kinerja komoditas lainnya yang mayoritas masih berusaha untuk pulih dari koreksi yang cukup dalam akibat pandemi Covid-19.
Bahkan, emas juga berhasil memimpin kinerja aset-aset investasi aman lainnya seperti yen Jepang yang hanya menguat 1,63 persen sepanjang tahun berjalan 2020 dan indeks dolar AS yang justru melemah 1,33 persen secara year to date.
Tim riset Monex Investindo Futures menjelaskan bahwa penguatan emas saat ini masih didukung oleh sentimen penyebaran Covid-19 yang belum reda dan kasus positif baru terus meningkat, terutama di AS sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar dunia.
Berdasarkan data Worldometer, jumlah kasus positif Covid-19 baru di dunia per 21 Juli 2020 sebesar 239.113 kasus. Penambahan kasus positif tertinggi masih dipimpin oleh AS, yaitu bertambah 67.140 kasus baru.
Masih bertambahnya kasus-kasus positif itu meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap laju pertumbuhan ekonomi global.
“Harga emas berpotensi menguji level resisten US$1.865 per troy ounce, kenaikan lebih tinggi dari level resisten tersebut berpeluang menopang kenaikan harga emas menguji level resisten selanjutnya di US$1.870 dan US$1.875 per troy ounce,” tulis Monex Investindo Futures seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu 22 Juli 2020.
Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa level US$1.900 per troy ounce sudah sangat di depan mata, masih ada kemungkinan belum diraih emas dalam beberapa perdagangan ke depan karena pergerakan sudah mulai mereda.
Dia menjelaskan, secara fundamental penguatan masih terbuka lebar karena didukung banyak ketidakpastian pasar dan penggelontoran stimulus oleh Bank Sentral sehingga mendorong investor untuk memburu emas sebagai aset investasi aman.
Namun, secara teknikal harga sudah menunjukkan overvalue karena sudah terlalu tinggi dan sangat rentan terhadap koreksi.
Umumnya, ketika harga menyentuh level tertinggi akan memicu aksi jual oleh investor untuk mengambil untung.
“Kenaikan harga emas ini rentan turun banget, karena emas kalau naik tajam itu biasanya turun juga akan tajam, walaupun proses itu tidak dalam sehari. Kemungkinan, kembali terjadi seperti 2011,” ujar Suluh kepada Bisnis, Rabu 22 Juli 2020.
Kala itu, setelah menyentuh level tertingginya sepanjang sejarah di kisaran US$1.900 per troy ounce, emas kembali diperdagangkan di kisaran US$1.500 per troy ounce.
Adapun, emas fisik cetakan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau emas Antam juga berhasil mencetak rekor harga baru, ke posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Harga emas Antam untuk cetakan 1 gram pada Rabu 22 Juli 2020 meroket Rp19.000 per gram dari harga sebelumnya menjadi seharga Rp982.000 per gram.
Dalam dua hari perdagangan pekan ini, emas sudah naik hingga Rp26.000 per gram.
Suluh menjelaskan, setidaknya terdapat dua syarat agar harga emas Antam untuk ukuran 1 gram dapat menyentuh level Rp1 juta per gram, yaitu tren harga spot dan nilai tukar rupiah.
“Emas Antam sudah didukung kenaikan harga spot, kalau rupiah ditutup lebih tinggi dari level Rp14.700 bahkan Rp15.000 per dolar AS sudah bisa dipastikan harga emas Antam sentuh Rp1 juta per gram,” papar Suluh.
Artikel ini sudah terbit di Bisnis.com