(Internet)
Selasa, 9 Juni 2020 16:29 WIB
Editor: Joseph Ginting
(Internet)
RIAU ONLINE, YOGYAKARTA-Ribuan pesepeda memadati pusat Kota Yogyakarta selama dua hari terakhir yakni Sabtu 6 Juni dan Minggu 7 Juni 2020. Menanggapi hal itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara. Dia mengaku melihat para pesepeda nongkrong namun tidak mengindahkan protokol kesehatan.
Ia pun mengatakan tak segan-segan untuk menutup titik-titik yang dijadikan tempat nongkrong warga yang tidak mengindahkan protokol kesehatan di tengah ancaman pandemi Covid-19.
"Saya sudah telpon sama Pak Heroe (Wakil Wali Kota Yogyakarta) sana Pak Sekda (Sekda DIY). Kemarin, Minggu malam saya juga keluar keliling dan lewat Malioboro. Saya mengatakan kalau (di) Malioboro mereka kongkow-kongkow sambil duduk yo ra nganggo masker. Jadi saya minta Pak Sekda dan Pak Heroe berkoordinasi bagaimana apa yang bisa saya bantu untuk menertibkan mereka yang tidak pakai masker," urainya ditemui seusai menghadiri rapat paripurna di DPRD DIY, Senin 8 Juni 2020.
Sultan mengatakan bahwa apa yang dilakukan warga untuk berkumpul dan tidak mengindahkan protokol kesehatan, sangat membahayakan banyak nyawa.
Baca Juga
Hal ini diperparah bila nantinya terjadi penularan Covid-19 di pusat keramaian tersebut dan akan sangat sulit dalam melakukan tracing kasus.
"Bagaimanapun harus pakai masker kalau terjadi sesuatu di Malioboro. Tracingnya ngrekoso nek do ra nganggo masker. Apalagi mereka mungkin ada yang dari luar daerah, kan jadi susah. Jangan sampai saya close. (Jangan) sampai nanti terjadi (gelombang) Covid kedua," tegasnya.
Langkah lain yang akan ditempuh orang nomor satu di DIY tersebut yakni tak akan mentoleransi adanya kerumunan warga yang tidak mengenakan masker maupun abai terhadap physical distancing.
Ketika minggu depan pemandangan serupa masih terlihat, maka ia tak segan-segan untuk membubarkan kerumunan. Artikel ini sudah terbit di tribun jogja