RIAU ONLINE, DENPASAR-Setelah mengalami musibah terlilit ular piton sepanjang dua meter, yang baru ditangkapnya, I Gusti Ngurah Bagus Permana (16 tahun) mengikuti ruwatan bayuh oton di kediamannya, di Jalan Ratna, Lingkungan Kemoning, Kelurahan Semarapura Kelod.
"Karena kebetulan kemarin adalah otonannya atau kalender kelahiran secara Hindu di Bali, langsung saja dibuatkan upacara agar selamat terus," ujar ujar ibu dari Gusti Ngurah Bagus Permana, Ni Putu Candrawati, Sabtu 23 Mei 2020.
Upacara serupa memang biasa digelar oleh umat Hindu di Bali, sebagai pengenteg bayu atau agar lebih tenang dan tidak mengalami trauma. Gusti Bagus dibuatkan upacara oleh keluarganya di kediamannya yang cukup sederhana.
Kondisinya masih tampak lemas, wajahnya agak bengkak dan matanya masih lebam akibat lilitan ular yang cukup kuat. Sang ibu dan anak bungsunya, Gusti Ayu Permitasari menyiapkan semua sarana upacara.
Wanita yang sehari-hari berjualan bubur keliling di pasar Galiran itu, mengaku sangat kaget dengan apa yang menimpa putranya itu. Saat kejadian orang tuanya sedang bekerja menjadi kuli bangunan di wilayah Selat Karangsem, dan dihubungi putrinya dan langsung pulang.
Ia mengakui anaknya itu sejak duduk di sekolah dasar memang menyukai reptil. Selain memelihara ular, sebelumnya ia juga sering menangkap biawak. Bahkan anaknya itu kerap digigit ular.
"Awalnya masih tidak khawatir, karena anak saya memang sering digigit ular peliharaannya. Tapi saya langsung panik saat diberitahu anak saya pingsan dan berada di rumah sakit," jelasnya.
Karena wajah putranya itu masih membengkak dan lebam, Putu Candrawati pun berencana akan mengajak putranya kontrol ke Poliklinik RSUD Klungkung.
"Kemarin saat pertama kali ke UGD RSUD Klungkung, sempat didaftarkan pasien umum karena kondisi darurat. Lalu kami akhirnya gunakan BPJS Kesehatan," ungkapnya.
Ia pun mengaku sempat menonton video kejadian yang menimpa putranya itu. Ia menyayangkan warga sempat mengira anaknya itu pingsan karena corona, sehingga sempat ada yang takut untuk memberi pertolongan.
Sementara Gusti Ngurah Bagus Permana (16) mengaku menyukai reptil sejak kecil. Selama ini ia memang hobi memelihara ular jenis piton.
"Biasanya hanya pelihara ular piton," ujar siswa kelas VIII di SMP N 1 Semarapura itu.
Di kediamannya, tampak beberapa kandang ular yang sudah kosong. Semua ular yang ia pelihara sudah diberikan ke orang lain. Ia pun mengaku tidak ingat secara pasti, bagaimana keadaannya saat dililit ular.
Yang ia ingat, saat mengendarai sepeda motor ia sempat berhenti di seputaran jalan Kresna, karena lehernya dililit ular dengan begitu kuat. Ketika ia hendak melepasnya, lilitan ular itu semakin kuat. Lalu setelah tersadar, ia sudah berada di rumah sakit. Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com