(istimewa)
Selasa, 19 Mei 2020 15:45 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAU ONLINE, YOGYAKARTA-Ketua Mualaf Center, Steven Indra Wibowo rela menjual harta bendanya untuk membantu masyarakat yang sedang berjuang di masa pandemi Vovid-19. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari Rp13 miliar terkumpul. Lantas, buat apa?
"Untuk membantu menangani persoalan di masa pandemi Corona Covid-19," ujar lelaki yang akrab disapa dengan Koh Steven ini, Kamis 14 Mei 2020.
Sebenarnya ia tidak pernah berpikir menjual harta bendanya. Sejak Januari, ia sudah mulai menjalankan aksi kemanusiaan dengan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan ketika pandemi Corona Covid-19 masuk ke Indonesia. Waktu itu ia masih menggunakan uang tabungan dan perputaran uang di beberapa lini bisnis miliknya.
Belanja bahan, belanja mesin, adalah sebagian caranya mempersiapkan amunisi sebelum badai pandemi benar-benar dirasakan di dalam negeri. Ia menggandeng komunitas, termasuk Mualaf Center Indonesia, mengingat laki-laki kelahiran 38 tahun silam ini menjabat sebagai ketua di organisasi itu.
Baca Juga
Ia mencari penjahit rumahan yang mau diberdayakan untuk menjahit masker dan baju hazmat. Tidak mungkin ia membuat sebuah tempat khusus dan mempekerjakan banyak orang dalam satu ruangan. Corona Covid-19 membuat manusa harus berjarak, maka bekerja dari rumah menjadi solusi.
"Lebih baik kami yang berputar dari satu rumah ke rumah penjahit lain itu untuk meminimalkan penyebaran ketimbang mengumpulkan pekerja dalam jumlah besar di sebuah tempat," ucapnya.
Bahkan, ia juga sudah membuat sistem. Peralatan atau mesin dipinjamkan ke para penjahit rumahan. Apabila ada penjahit yang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP) Corona Covid-19, maka mesin akan diambil untuk disetrilkan. Sedangkan, penjahit dan keluarganya diisolasi dan dipasok makanan selama dua bulan.
Satu bulan berlalu, sekitar Februari ia mulai kehabisan uang untuk operasional dan menjalankan aksi kemanusiaannya. Satu persatu hartanya dijual. Pertama, rumah yang berada di Jakarta. Aksi kemanusiaan kembali bergulir.
Uang kembali menipis, ia menjual rumah miliknya yang berada di Bandung pada awal Maret. Tak sampai di situ, tujuh buah mobil, dan tiga motor gede koleksinya pun ikut dijual. Artikel ini sudah terbit di Liputan6.com