Beda Pendapat Soal Kasus Covid-19, IDI Bilang Naik, Pemerintah Turun

Ilustrasi-virus-Corona2.jpg
(dok. CDC/Dr. Fred Murphy via Wikimedia Commons))

RIAU ONLINE, JAKARTA-Beda pendapat soal kasus covid-19, IDI bilang naik, pemerintah turun. Pemerintah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berbeda pendapat tentang jumlah orang yang terinfeksi virus corona. Pemerintah menyebut ada grafik penurunan, sedangkan IDI mengaku masih terus bertambah.

IDI menegaskan kasus orang yang terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Indonesia terus bertambah, bahkan antara 300 hingga 500 kasus baru per hari. Pada akhir pekan lalu, jumlah penambahan mencapai rekor tertinggi sebanyak 533 kasus. Artinya, klaim bahwa kasus mulai menurun tidaklah benar.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih, kalau kasus positif Covid-19 terus meningkat artinya total kasusnya masih bertambah. "Jadi belum tahu kapan puncak (Covid-19), apalagi landai," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad 10 mEI 2020.

Apalagi, dia melanjutkan, melihat data penambahan kasus yang berasal dari pemerintah. Data itu, dia melanjutkan, menunjukkan kasus positif Covid-19 masih terus meningkat. Padahal, IDI khawatir kalau kasusnya terus naik, jumlah pasien akan banyak sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan terbatas.

"Akibatnya nanti saudara kita yang terinfeksi Covid-19 tidak tertangani di rumah sakit, kan kasihan. Apalagi mereka harus mendapatkan terapi dan dicegah supaya tidak menular," katanya.



Ia menambahkan, orang yang terinfeksi Covid-19 yang perlu mendapatkan perawatan harus diisolasi, baik di rumah maupun rumah sakit supaya tidak menular ke orang lain. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah perlu hati-hati dan terus berupaya memperlambat penambahan kasus.

Ia menambahkan, social distancing dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) harus diperketat sebagai upaya untuk memperlambat bertambahnya kasus. "Kalau tidak, IDI khawatir kasus terus meningkat," ujarnya.

Sebelumnya Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersyukur, prediksi pertambahan drastis jumlah pasien Covid-19 di Indonesia tidak terjadi. Dia menilai, dari hari ke hari, data pasien positif Covid-19 semakin lemah dan jumlah pasien yang sembuh semakin banyak.

"Kita bersyukur karena angka kasus kita rata-rata masih rendah. Itu bisa dilihat dari grafik yang paling kanan yaitu kasus per hari kita masih di bawah 500 paling tinggi puncaknya," kata Muhadjir saat teleconference di Jakarta, Jumat 8 Mei 2020.

Kemudian, dia melanjutkan, kesembuhan semakin tinggi yaitu sudah mendekati 300 per hari. Kemudian untuk angka kematian juga landai tidak ada penambahan yang cukup drastis.

 Artikel ini sudah terbit di Republika