Yuli Nur Amelia, Warga Miskin yang 2 Hari Cuma Minum Air Meninggal Dunia

Yuli-Nur-Amalia-ibu-miskin-di-Kota-Serang.jpg
((BantenHits.com/ Mahyadi))

RIAU ONLINE, BANTEN-Yuli Nur Amelia, warga Kota Serang, Banten yang hanya minum air putih karena 2 hari tidak makan meninggal dunia. Yuli Diduga meninggal dunia kareka kelaparan yang disebabkan wabah virus corona.

Sebelum meninggal, perempuan berusia 42 tahun dan keluarganya itu harus menjalani hari-hari yang menyedihkan selama Banten KLB virus corona.

Yuli dan keluarga yang selama ini hanya bergantung dari penghasilan suami mengangkut sampah ini, harus bisa menahan lapar selama dua hari.

Itu karena sang suami tak memunyai penghasilan apa pun karena wabah corona. Selama dua hari itu pula, mereka hanya mengisi perut dengan air putih.

Saat masih hidup 2 hari lalu, Yuli menuturkan sang suami awalnya bekerja serabutan dengan penghasilan Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per hari.

“Sekarang suami diajak temannya mengangkut sampah dari perumahan,” ungkap Yuli sambil meneteskan air mata.

Wabah virus corona covid-19 membuat perekonomian keluarga Yuli semakin terpuruk. Suami yang biasanya berpenghasilan setiap hari, kini hanya bisa memberi uang dua hari sekali.



Akibatnya, Yuli dan empat anaknya harus kuat selama dua hari hanya meminum air putih untuk menahan lapar.

Sambil terus meneteskan air mata, Yuli mengisahkan perjalanan hidupnya yang terus dilanda kesulitan. Sampai-sampai, satu anaknya yang perempuan harus putus sekolah karena tidak punya biaya.


“Satu (lulus) sampai SMP saja, yang satunya SMP kelas dua berhenti (tak ada biaya),” ucapnya.

Yuli mengaku, selama anaknya bersekolah, dia terus-terus menjadi korban ledekan dan bullying karena berasal dari keluarga miskin.

“Namanya orang tidak mampu,” ungkapnya.

Namun, Senin kemarin Yuli meninggal dunia pukul 15.00 WIB.

Suami Yuli, Kholid menjelaskan pagi hari sebelumnya istrinya masih sempat berbincang di rumah. Kholid tak melihat ada tanda-tanda sakit di raut muka istrinya.

Sampai pukul 13.00 WIB, Yuli masih seperti biasa berinteraksi dengan empat anaknya sambil merapihkan bantuan dari masyarakat.

Namun sekitar pukul 14.00 WIB, ia mendapatkan kabar dari sang anak bahwa istrinya pingsan.

“Pingsan dibawa ke puskesmas pukul 15.00 tapi ya itu puskesmas bilangnya sudah tidak ada (meninggal),” katanya kepada awak media di kediamannya, Senin 20 April 2020.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com