ITS Berhasil Bikin Alat yang Paling Dibutuhkan saat Pandemi Covid-19

Wagub-Emil-Dardak-Kunjungi-Pengembangan-Ventilator-Emergency-di-ITS.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, SURABAYA-Mahalnya harga ventilator bikin rumah sakit tidak semua memiliki alat yang paling dibutuhkan saat pandemi corona mendera. Padahal alat ini sangat dibutuhkan untuk memberikan bantuan pernapasan bagi pasien positif corona.

Hal itu juga yang bikin seorang nenek rela memberikan ventilator kepada pasien yang muda karena jarangnya alat ini beredar. Akibatnya, sang nenek meninggal karena kesulitan bernafas.

Namun, kabar baik datang dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ITS mengembangkan inovasi alat kesehatan di tengah pandemi virus corona. Salah satu alat yang dibikin adalah ventilator emergency untuk bantu pernapasan pasien COVID-19. 

Upaya ITS mengembangkan ventilator darurat ini mendapat sambutan hangat dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Ia mengapresiasi langkah ITS dalam menciptakan alat kesehatan ventilator yang paling dibutuhkan saat ini dalam menangani pasien COVID-19 yang sulit bernapas.


Pengembangan ventilator ITS turut didampingi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK). 
"Ventilator ini menggunakan desain yang dibuat oleh Massachusetts Institute of Technology dan mekanismenya sejauh ini positif," kata Emil Dardak di ITS, Surabaya, Selasa (7/4). 



 

Wagub Emil Dardak

Wagub Emil Dardak Kunjungi Pengembangan Ventilator Emergency di ITS. Foto: Dok. Istimewa

Emil menyebut, alat ventilator ini bakal digunakan sebagai perangkat darurat. Namun, pihaknya belum bisa memastikan berapa alat yang bakal disediakan. 
"Nanti kalau memang alatnya sudah ada, kita cari beberapa unit yang sudah bisa di-standby-kan sebagai perangkat darurat," jelasnya.


"Tentunya yang diutamakan tetap ventilator, tetapi kalau emergency dan sudah mendapatkan persetujuan dari BPFK kita menyiapkan beberapa unit untuk cadangan," lanjutnya. 

Selain ventilator emergency, ITS juga tengah membuat face shield atau perisai wajah yang menggunakan teknologi 3D printing. Topeng pelindung wajah ini juga penting sebagai alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan tenaga medis untuk menolong pasien COVID-19.


"3D printing ini ternyata turut berperan mendesain perisai wajah atau face shield yang dibutuhkan oleh tenaga medis yang sudah bekerja sama dengan RS Unair," pungkasnya.

Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com