RIAU ONLINE, SEMARANG-Ulah anggota DPRD Blora yang enggan diperiksa kesehatannya setelah kunjungan kerja ke Lombok viral di media sosial. Salah satunya dibagikan oleh akun Facebook Opini Blora.
Tampak dari rekaman amatir berdurasi 2 menit 28 detik tersebut, sejumlah anggota DPRD tengah berhadapan dengan tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
Terlihat anggota DPRD, WR, meradang terhadap seorang petugas medis yang berdiri di hadapannya. Ia mempertanyakan surat tugas terkait cek kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat.
"Kamu pejabat nggak? SOP-nya mana? Surat tugasnya mana? Ini DPR bukan anak gembala. Pakai aturan sesuai undang-undang. Ada aturannya. Kita tugas dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan TKW kita," ucap WR dengan nada tinggi.
Masih menunjukkan kekesalannya, WR mengatakan, "Mana surat tugasnya, kamu anak gembala atau petugas? Kita DPR baru kunjungan, kita ada perintah sesuai undang-undang. Bukan teroris bukan nganu, kita baik".
Mendapat respons sedemikiran rupa, petugas kesehatan hanya terdiam dan sesekali menjawab dengan pelan.
Sementara,W R justru kian menunjukkan penolakannya. Ia mengaku siap diperiksa namun bila ada SOP yang jelas. Bahkan, ia menyinggung soal kondisi warga Lombok di tengah pandemi virus corona.
"Coba kamu lihat di Lombok, kemarin semua turis nggak ada. Marah masyarakat sana, nangis, kita dalam negara kesatuan gitu," ucapnya.
Tak lama, pejabat tersebut meminta petugas untuk melakukan cek kesehatan di rumah sakit. Namun anggota DPRD lainnya justru menimpali.
"Njajal Bupatine sesuk diprikso (Coba besok Bupatinya diperiksa --Red)," katanya.
WR yang semula hendak meninggalkan tempat pun, tiba-tiba berbalik badan dan kembali meradang. Ia lagi-lagi memarahi petugas medis.
"Kan dianggap masyarakat baru dari luar kota diperiksa, lha itu setiap malam ada bus dari luar kota. Dicek nggak? Beneran nggak? Saya pengawas lho," tegasnya.
"Iya Pak," jawab staf medis.
Tak cukup sampai di situ, WR bahkan mengungkit perlakuan tersebut apakah juga diterapkan kepada Bupati Blora dan jajarannya.
"Bupati sekeluarga kemarin dari Jogja diperiksa nggak? Kami setingkat Bupati. Wakil Bupati sama anak istrinya dari Jakarta diperiksa nggak?" ujarnya.
Protes tersebut kembali disambut medis dengan lunak tanpa perlawanan
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora Angkat Bicara
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Jawa Tengah Siswanto buka suara terkait video viral anggotanya yang menolak untuk menjalani pemeriksaan kesehatan setelah kunjungan kerja dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Video tersebut belum lama menjadi perbincangan hangat di media sosial. Terkait insiden itu, Siswanto justru mempertanyakan klaim yang menyebut anggota DPRD Blora enggan menjalani pemeriksaan kesehatan.
"Justru saya bertanya, informasi dari mana kalau anggota DPRD menolak dites dan diperiksa kesehatannya?," ucapnya.
Siswanto menjelaskan, pada saat itu anggota DPRD justru mendatangi petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora yang sudah berjaga di Terminal Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 19 Maret 2020.
Bahkan, ia menyebut banyak anggota DPRD yang sudah melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Kita sengaja mendatangi tempat atau posnya tim kesehatan Pemkab Blora di terminal Padangan, kita berinisiatif ke sana, dan kita datang saya termasuk orang yang ke-14, yang sudah dicek kesehatannya. Ada videonya, ada rekamannya, di situ malah kita sambil tertawa-tertawa, dicek suhu badannya berapa, kemudian disemprot, semuanya kemarin sudah.," tambahnya.
Ia menampik tudingan yang menyebut anggota DPRD menolak untuk menjalani tes kesehatan. Kendati begitu, ia mengatakan sejumlah anggotanya memang ingin menjalani tes kesehatan di rumah sakit bukan terminal.
"Nggak ada yang menolak, memang ada yang ingin pemeriksaannya di RSUD Cepu, karena kita memang punya RS Cepu, itu memang ada. Tapi bukan menolak," kata Siswanto.
Pun demikian dengan anggota DPRD WR yang semula disebut memarahi seorang petugas staf medis. Siswanto mengatakan memang gaya bicara WR tinggi, namun tidak bermaksud menolak anjuran tes kesehatan.
"Itu bagian dari intonasi yang berbeda, artinya orang punya style yang berbeda-beda. Mungkin ada yang bisa dengan bahasa agak halus, agak keras, tapi itu bagian dari permintaan artinya Pak WR itu minta diperiksa tapi di RSU bukan di terminal," ucapnya.
Ia melanjutkan, "Beliau kan nyuwun sewu, habis dari perjalanan jauh, kemudian suasana hujan, kemudian juga malam hari. Orang kan beda-beda, ada yang ingin ke rumah sakit, kan boleh gitu,".
Siswanto pun kembali menegaskan, bila semua anggota DPRD Kabupaten Blora berkenan menjalani tes kesehatan meski di tempat yang berbeda.
"Secara institusi DPRD, kami pimpinan dan anggoat DPRD sebagian besar sudah diperiksa di terminal. Kemudian sudah ada yang diperiksa di dalam bus, apabila ada anggota kami yang belum kami sudah perintahkan hari ini untuk datang ke RSU Cepu, DKK Blora atau Puskesmas terdekat atau RSUD Blora. Jadi semua nanti akan clear," kata Siswanto, memungkasi.
Artikel ini sudah terbit di Suara.com