(istimewa)
Sabtu, 14 Maret 2020 14:50 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAU ONLINE, JAKARTA-Ternyata tidak semua orang tahan untuk melihat matahari secara langsung. Efeksi yakni langsung bersin-bersing. Ini bukan hal yang langka, karena beberapa orang juga memiliki kebiasaan bersih saat sinar matahari mengenai wajah mereka. Lalu, apa penyebab kebiasaan ini?
Pagon, seorang dokter anak yang menangani pengobatan genetik di Seattle Children Hospital mengatakan bahwa kebiasaan bersin saat menghadap sinar matahari ini merupakan hal yang diturunkan dan biasa disebut "photic sneeze reflex."
Tak hanya disebabkan oleh faktor genetik, Pagon juga menjelaskan bahwa banyaknya jumlah bersin yang dilakukan biasanya juga sama dan turun-temurun.
Uniknya, penemuan ini berhasil dipecahkan oleh Pagon secara tidak sengaja ketika menghadiri konferensi kesehatan bersama koleganya. Mereka membicarakan topik ini, dan secara kebetulan diketahui bahwa empat dari 10 orang di antara mereka memiliki reaksi ini.
"Salah satu kolega mengatakan bahwa orang di keluarganya bersin sebanyak lima kali, di keluargaku sebanyak tiga kali, dan pada orang lain hanya satu kali," kata Pagon, seperti dilansir oleh MSNBC.
Baca Juga
Mereka menemukan bahwa setiap individu yang punya kebiasaan ini memiliki kesempatan sebesar 50% untuk menurunkan kebiasaan tersebut pada anaknya. Meskipun kebiasaan ini tampak tak biasa, namun ini bukanlah fenomena yang langka. DIketahui sekitar 18 - 35% orang memiliki kebiasaan ini, atau sekedar sensasi menggelitik pada hidung mereka saat melihat sinar matahari. Beberapa orang bahkan mengalaminya dengan cahaya yang berbeda, seperti sinar lampu, kilatan dari kamera, dan lainnya.
Nicolas Langer, PhD, seorang peneliti neuropsikologi Universitas Zurich menjelaskan bahwa refleks yang terjadi ketika seseorang bersin ini bukan termasuk refleks klasik yang melibatkan batang otak atau sumsum tulang belakang, melainkan area kortikal yang lain.
Salah satu teori yang ditawarkan Langer adalah bahwa sistem visual otak yang lebih sensitif terhadap cahaya. Ketika melihat cahaya, sistem ini langsung mengaktifkan daerah somatosensori yang kemudian memicu bersin.
Teori lainnya bahwa ada dua saraf yang terletak berdekatan, yaitu saraf optik dan trigeminal, sehingga cahaya yang masuk juga terhubung dengan hidung dan menyebabkan bersin.
Meskipun sepertinya tidak berbahaya, namun orang yang memiliki kebiasaan ini sebaiknya memperhatikan jenis pekerjaan yang akan mereka geluti. Beberapa profesi, seperti pilot, pemain bisbol, atau pemain akrobat bisa jadi tidak cocok untuk orang yang memiliki kebiasaan ini.
Artikel ini sudah terbit di Merdeka.com