RIAU ONLINE, JAKARTA-Banyak orang yang mempertanyakan, apakah virus corona bisa menular lewat benda? Meski masa hidup dari virus corona pada benda belum diketahui secara pasti, tapi sejumlah ahli mengatakan virus ini bisa bertahan hingga 24 jam di luar inang.
Gagang pintu, pegangan kereta atau busway, dan tombol lift adalah benda mati yang setiap hari dijumpai dan disentuh. Sejak virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 mewabah di China dan menyebar ke puluhan negara termasuk Indonesia, World Health Organization (WHO) mengimbau agar penduduk dunia meningkatkan kebersihan diri.
Salah satunya adalah mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik setelah menyentuh benda-benda mati di tempat umum yang berpotensi menyebarkan virus corona.
Dalam sebuah penelitian, para ahli menyebut bahwa virus corona SARS-CoV-2 mungkin bisa bertahan hidup di benda mati seperti kertas dan permukaan benda lain hingga 24 jam.
Menurut Dr Ben Killingley, konsultan pengobatan akut dan infeksi di University College London, penelitian tentang bagaimana flu bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia bisa menjadi acuan penting untuk memahami SARS-CoV-2.
Sudah sejak lama para ilmuwan mempelajari penularan flu, termasuk melakukan survei ke sekolah, rumah, mengusap remote control, gagang pintu, dan benda mati lainnya untuk mencari tahu bagaimana flu menular.
Hasilnya, virus penyebab flu dapat bertahan hidup cukup lama di permukaan logam, plastik, dan kertas. Peneliti menduga, ini juga berlaku untuk virus SARS-CoV-2. Artinya, pegangan eskalator, tombol lift, gagang pintu, layar sentuh di restoran cepat saji, dan bioskop berpotensi menyebarkan virus corona.
“Pesan yang mesti diingat ketika kita pergi ke luar rumah atau ke sekolah adalah bahwa benda mati yang kita jumpai sehari-hari berpotensi menyebarkan virus,” ujar Dr Killingley. “Mungkin memang tidak selalu ada terdapat virus, tapi kita pasti menemukannya.”
Menurutnya, usia virus sangat tergantung pada suhu ruangan. Semakin lembab suhu di suatu tempat, semakin tinggi potensi virus bertahan hidup. “Itu bisa bergantung pada sifat permukaan, suhu, dan kelembaban. Bahkan bisa berjam-jam. Tentu cukup banyak waktu untuk orang menyentuhnya serta berpotensi terinfeksi,” ujarnya.
“Virus flu kurang bertahan baik ketika dia berada di tangan. Oleh karena itu, mereka akan cepat menghilang jika hinggap di tanganmu. Tapi perlu diperhatikan, seberapa sering orang menyentuh wajah--sekitar 15 kali dalam satu jam-- itu sudah cukup berpotensi masuk dalam tubuhmu.”
Seberapa besar kemungkinan orang terinfeksi virus yang menular dari benda mati?
Beberapa sekolah dan perkantoran telah melakukan sterilisasi di setiap ruangan untuk mencegah penyebaran virus. Dr Killingley mengatakan, sekolah dan perkantoran yang tidak disterilisasi bisa menjadi pertaruhan sejauh mana risiko orang tertular virus dari benda mati.
“Risiko terinfeksi virus dari benda mati memang rendah. Namun, ini seperti ‘perjudian’, jika terinfeksi, kamu berarti sedang sial,” kata Dr Killingley, dilansir Sky.
“Ini adalah risiko kumulatif tentang seberapa banyak kamu menyentuh benda dan seberapa banyak kamu menyentuh wajah. Di situlah pesan kebersihan tangan masuk. Jika kamu menyentuh sesuatu, kemudian hanya mencuci tangan setiap jam, itu mungkin tidak akan cukup," sambungnya.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com