RIAU ONLINE, SURABAYA- Bekas galian lahan proyek di Mojokerto, Ranu Manduro sempat viral dan menjadi trending di Twitter beberapa waktu lalu lantaran disebut-sebut seperti Selandia Baru. Pesona keindahan Ranu Manduro tak pelak bikin lokasi ini dikunjungi banyak pengunjung.
Kawasan yang terletak di Desa Manduro, Kecamatan Ngoro, Mojokerto, ini akhirnya resmi ditutup oleh pemilik lahan, yaitu PT Wirabumi. Hal itu lantaran Ranu Manduro bukanlah tempat wisata yang dapat dikunjungi pengunjung, melainkan bekas lahan galian proyek.
Kepala Bidang Pariwisata Kab. Mojokerto, Sya'dillah, mengatakan bahwa penutupan Ranu Manduro telah diumumkan lewat plang yang dipasang di pintu masuk lahan galian proyek sejak Jumat 28 Februari 2020.
"Iya (ditutup), ada plang yang dipasang di lokasi (Ranu Manduro) oleh pemilik lahan,'' kata Sya'dillah saat dihubungi kumparan, Rabu 4 Maret.
Meski begitu, Sya'dillah mengatakan bahwa masyarakat setempat justru merasa diuntungkan dengan pengunjung yang datang ke lokasi tersebut. Penduduk setempat memanfaatkan gelombang besar wisatawan yang datang, sehingga mereka bisa berjualan dan menarik biaya parkir.
''Kalau warga desa setempat sih malah merasa ini agak diuntungkan, karena kan ada seperti sumbangsih lah ya dari pengunjung ke warga setempat, seperti bayar parkir. Desa setempat justru diuntungkan sebenarnya ya," ujar Sya'dillah.
Keindahan Ranu Manduro yang menghijau Foto: Twitter/@hafidzbashory_
Meskipun plang larangan berkunjung di lahan tersebut sudah terpampang sejak hari Jumat lalu, namun masih banyak wisatawan yang terus berkunjung ke Ranu Manduro. Menurt informasi yang diberikan Sya'dillah, pada Minggu (1/3) pengunjung di Ranu Manduro mencapai ribuan orang.
Di sisi lain, Ranu Manduro sebenarnya bukan destinasi wisata yang diakomodir oleh Dinas Pariwisata kota setempat. Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Widarto, mengatakan sebagai lokasi bekas penambangan pasir, Ranu Manduro masih jauh dari kata layak sebagai tempat wisata.
Ranu Manduro di Mojokerto
Lanskap Ranu Manduro yang hijau dan cantik dengan latar Gunung Penanggungan Foto: Twitter/@hafidzbashory_
Hal itu lantaran Ranu Manduro sampai saat ini belum memiliki kualitas pariwisata, seperti fasilitas dasar yang dapat dinikmati pengunjung. Bahkan menurut Widarto, Ranu Manduro bukan lokasi yang layak ditawarkan kepada pengunjung, karena tidak memiliki daya tarik pariwisata.
"Ranu Manduro itu sebenarnya memang secara administrasi kepariwisataan itu memang bukan bagian dari daya tarik, dan belum memiliki kualitas pariwisata belum itu. Karena fasilitasnya belum ada sama sekali di situ (Ranu Manduro) enggak ada apa-apa di sana," kata Widiarto.
Widarto merasa Ranu Manduro belum bisa menjadi daya tarik wisata yang dapat dinikmati umum. Ia pun khawatir pengunjung yang berbondong-bondong ke Ranu Manduro merasa kecewa jika lokasi yang didatangi tak seperti kondisi di foto-foto yang viral di media sosial.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com