(Kumparan)
Sabtu, 29 Februari 2020 06:19 WIB
Editor: Joseph Ginting
(Kumparan)
RIAU ONLINE, MEDAN-Pangdam Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadillah meminta maaf atas insiden bentrok antara oknum TNI dengan Polri di Desa Silangitan, Kecamatan Pahae Jae, Tapanuli Utara. Sabrar menyebut, oknum TNI yang memicu keributan itu terancam sanksi.
"Jelas proses sedang berlanjut karena pemeriksaan tidak bisa cepat, supaya tepat. Tapi saya yakini bahwa yang bersalah akan kita tindak tegas," ujar Sabrar di Kodam Bukit Barisan, Sumatera Utara, Jumat 28 Februari 2020.
Oknum TNI yang menyerang Polsek Pahae Jae berjumlah sekitar 30 orang. Mereka membawa senjata laras panjang.
Sabrar mengatakan, hari ini pihaknya telah memediasi kedua belah pihak. Harapannya kasus tersebut tidak berkepanjangan.
Baca Juga
"Hari ini tindakan yang dilakukan mediasi kepada pihak supaya tidak ada berkelanjutan dan yang kedua melakukan pemeriksaan khususnya kepada anggota saya, siapa tokoh yang melakukan," tuturnya.
Peristiwa ini bermula saat terjadi kecelakaan di jalan lintas Tarutung-Sipirok. Saat itu ada truk terbalik sehingga mengakibatkan kemacetan panjang.
Namun dari arah belakang tiba-tiba muncul mobil melaju menerobos kemacetan dengan memakai jalur berlawanan. Pengemudi mobil itu ditegur polisi. Ternyata sopir mobil merupakan oknum anggota TNI berinisial R.
Tidak cukup sampai di situ, oknum TNI tersebut bersama temannya diduga menyerang Mapolsek Pahae Jae. Bentrok tak terhindarkan. Akibatnya, Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot Nababan dan 5 anggotanya terluka.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com