(kumparan)
Sabtu, 22 Februari 2020 14:23 WIB
Editor: Joseph Ginting
(kumparan)
RIAU ONLINE, YOGYAKARTA-Kepala Sekolah SMP N 1 Turi, Tutik Nurdiana mengaku tidak tahu ada kegiatan susur sungai. Tutik menyebut ia baru 1,5 bulan menjabat sebagai kepala sekolah.
Kegiatan susur sungai yang dilakukan siswa SMP N 1 Turi di Sungai Sempor, Pedukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Turi, Sleman, berujung maut. 8 siswa dinyatakan tewas dan 2 orang lainnya masih dicari.
"Saya di sini kepsek baru 1,5 bulan. Program itu melanjutkan program yang lama. Jujur saya tidak mengetahui program susur sungai itu," ujarnya dalam jumpa pers di SMP N 1 Turi, Sabtu 22 Februari 2020.
Tutik menjelaskan, susur sungai merupakan bagian dari kegiatan pramuka dalam Kurikulum 2013. Ekstrakurikuler ini digelar setiap hari Jumat dari pukul 13.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB.
Baca Juga
Pada hari itu, ada 7 guru yang menjadi pembina pramuka. Dia tidak menyangka peristiwa ini terjadi, sebab semua siswanya merupakan penduduk Turi dan familiar dengan kondisi di situ.
"Murni kegiatan sekolah," jelasnya.
Atas insiden ini, ia meminta maaf dan berharap korban yang belum ditemukan dapat segera ditemukan.
"Kami mohon maaf atas kejadian musibah ini yang tidak kami duga dari awal. Mohon dukungannya mohon doanya anak yang ditemukan dan meninggal dunia diberikan husnul khotimah," kata Tutik.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com