Bupati Marah Pramuka Susur Sungai di Musim Hujan: Kecerobohan Fatal

Bupati-Sleman-Sri-Purnomo-sedang-berbincang-dengan-relawan.jpg
(Suara.com/Uli Febriarni)

RIAU ONLINE, YOGYAKARTA-Tewasnya 7 pelajar SMPN 1 Turi bikin Bupati Sleman Sri Purnomo meradang. Menurutnya, kegiatan Pramuka susur sungai yang dilakukan pihak sekolah merupakan sebuah kecerobohan fatal.

"Ini (tragedi siswa SMPN 1 Turi hanyut) kecerobohan ya. Kecerobohan artinya, melaksanakan kegiatan di sungai saat musim hujan, itu sangat berbahaya. Jadi itu sebuah kecerobohan yang membawa kefatalan," tegas Sri Purnomo di kediaman Kepala Dusun Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman, Jumat (21/2/2020) malam.

Ia mengatakan, kegiatan yang riskan untuk dilakukan selama musim hujan harus dihentikan, termasuk kegiatan Pramuka susur sungai.

 

Siswa SMPN 1 Turi Sleman yang selamat dalam kegiatan susur Sungai Sempor



"Semua kegiatan susur sungai harus dihentikan, penambaangan juga. Ini menjadi perhatian kita semuanya," tambahnya.

Dirinya pun berharap, kejadian serupa tak lagi terulang.

"Sebagai pelajaran yang sangat mahal bagi kita masyarakat Kabupaten Sleman dan mudah-mudahan jangan sampai terulang," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, 250 siswa SMPN 1 Turi, Sleman terseret arus saat melakukan kegiatan Pramuka Susur Sungai Sempor di Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Jumat 21 Februari 2020.

Sejumlah siswa SMPN 1 Turi hanyut saat kegiatan Pramuka Susur Sungai Sempor, DIY

Kepala Basarnas DIY Wahyu Effendy mengatakan, dari 256 siswa yang mengikuti kegiatan Pramuka, 6 di antaranya izin tak mengikuti susur sungai. Jadi, total ada 250 siswa yang resmi tercatat ikut kegiatan Susur Sungai Sempor.

Data terakhir menyebutkan, enam orang telah dinyatakan meninggal, sedangkan yang lainnya dikabarkan luka, dan lima lainnya belum ditemukan.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com