RIAU ONLINE, SURABAYA-Suhermanto bin Suroto (60) sopir bus angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) jurusan Cepu - Surabaya, meninggal dunia saat mengemudikan kendaraan.
Warga Desa Sumberarum RT 022 RW 008 Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, meninggal pada Selasa 21 Januari 2020 sekitar pukul 03.50 WIB, meninggal dunia saat sedang mengemudi bus di Jalan Nasional Bojonegoro - Babat, turut Desa Sraturejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro.
Saat kejadian, korban tiba-tiba mengalami nyeri perut dan tidak sadarkan diri sehingga tangan korban terlepas dari kemudi kendaraannya, yang mengakibatkan bus tidak terkendali. Beruntung kernet bus tersebut segera mengambil alih kemudi bus sehingga bus dapat dikendalikan dan dihentikan di pinggir jalan.
Dengan dibantu para penumpang dan warga masyarakat sekitar, korban selanjutnya diturunkan dan segera dibawa ke Puskesmas Baureno, namun saat tiba di puskesmas, korban diketahui sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Bus yang dikemudikan korban diketahui Bus Margo Joyo nomor polisi S 7480 AU, dengan kernet bernama Paji bin Setu (54), warga Jalan Panglima Polim Gang Suwaluh Kecamatan Bojonegoro Kota, dan kondektur bernama Kamsuri bin Ruju (60) warga Dusun Mampil Desa Penganten RT 002 RW 001 Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.
Kapolsek Baureno, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Marjono SH, menyampaikan bahwa kronologi kejadian tersebut bermula saat korban pukul 03.50 WIB, korban sedang mengemudi bus penumpang Margo Joyo jurusan Cepu - Surabaya nomor polisi S 7480 AU, dari arah barat menuju timur.
Saat sampai di lokasi kejadian, tepatnya di jalan Nasional Desa Sraturejo Kecamatan Baureno, yang berdekatan dengan perbatasan Desa Pasinan Kecamatan Baureno, korban secara tiba mengalami nyeri perut dan berkata pada kernet bus kalau perutnya sakit.
"Selanjutnya korban tak sadarkan diri dan tangan korban secara tiba tiba terlepas dari kemudi bus," kata Kapolsek.
Saat itu, lanjut Kapolsek, posisi bus sedang melaju kencang sehingga bus tidak terkendali dan nyaris menabrak pohon.
Beruntung, kernet bus yang posisinya di samping korban segera mengambil alih kemudi bus yang tak terkendali tersebut, sehingga bus berhasil dikendalikan.
"Kemudian kernet bus tersebut tersebut menghentikan bus di pinggir jalan, turut Desa Pasinanan Kecamatan Baureno" kata Kapolsek.
Setelah bus berhenti, oleh saksi dan dibantu para penumpang kemudian korban diturunkan dan segera dibawa ke Puskesmas Baureno.
"Namun sesampai di puskesmas, korban diketahui sudah dalam keadaan meninggal dunia," kata Kapolsek.
Masih menurut Kapolsek, bahwa berdasarkan hasil identifikasi, diketahui ciri-ciri mayat, jenis kelamin laki-laki, panjang mayat 160 sentimeter, berat badan 50 kilogram, rambut hitam lurus pendek, kulit sawo matang. Korban memakai kaos lengan pendek warna orange dan celana panjang kain warna coklat muda.
"Berdasarkan pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban," kata Kapolsek.
Sementara, berdasarkan keterangan saksi-saksi, sebelum kejadian tersebut korban tidak masuk kerja karena sedang sakit.
Dan dengan adanya peristiwa tersebut keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi yang dinyatakan dengan membuat surat pernyataan penolakan otopsi, dan keluarga korban tidak akan menuntut secara hukum pada siapa pun karena kematian korban dianggap sudah musibah.
"Selanjutnya oleh petugas jenazah korban diserahkan kepada ahli warisnya untuk dimakamkan," kata Kapolsek.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com