RIAU ONLINE, YOGYKARTA-Pilkada Kabupten Gunung Kidul ternyata menarik keinginan Rektor Universtas Negeri Yogyakarta, Sutrisna Wibawa untuk ikutan.
Untuk itu, rektor yang terkenal humoris tersebut siap mundur dari jabatannya karena mencalonkan diri sebagai bupati di Pilkada Kabupaten Gunungkidul tahun 2020.
Sutrisna mendapat dorongan dari tokoh masyarakat, ia pun siap mengikuti mekanisme yang ada termasuk mundur dari jabatan rektor yang masih dia emban hingga Maret 2021.
“Mengikuti mekanisme yang ada yang diatur perundang-undangan. Ya, nanti pada saatnya akan mengikuti perundang-undangan yang berlaku tidak boleh dobel. Harus pilih salah satu kan (rektor atau jadi bupati),” kata Sutrisna saat dihubungi, Kamis 9 Januari.
Sutrisna menjelaskan dia baru akan mundur sebagai rektor ketika sudah diajukan sebagai calon tetap. Hal itu kata Sutrisna sudah sesuai dengan peraturan yang ada.
“Daftar kan belum tentu memenuhi. Kalau sudah dinyatakan memenuhi syarat nah baru (mundur rektor),” kata dia.
Lanjut Sutrisna, sejauh ini dia sudah berkomunikasi dengan empat partai politik. Namun, dari semua itu masih dalam taraf penjaringan dan belum mengerucut.
“Sudah ada komunikasi beberapa partai politik ada PAN, PKB, Gerindra, PKS. Ya, ini sedang komunikasi. Belum mengerucut masih penjaringan terus. Kalau enggak diusung ya tidak akan jadi,” ujarnya.
Sutrisna mengaku akan bersikap low profile. Kalau dibutuhkan dia akan maju, kalau pun tidak juga tidak masalah. Katanya membangun bisa dari berbagai sisi tak harus sebagai bupati.
“Ya, otomatis karena saya belum banyak dikenal sehingga memperkenalkan diri. Mungkin saya dikenal di kalangan yang seneng membaca berita saja ya. Masyarakat di tingkat grass root mau tidak mau harus ada pelebaran untuk memperkenalkan diri saja,” ujarnya.
Rektor satu ini dikenal nyentrik, salah satu kebijakannya mengadakan konser gratis di kampus dengan tiket berdasarkan nilai IPK. Saat disinggung, apakah akan mengatakan konser dengan tiket KTP jika jadi bupati, dia tertawa.
“Ya nanti kita lihat lah. Saya fokus ke konsep pembangunan dulu. Nanti pada saatnya akan saya luncurkan yang jadi program primadonanya ini masih mencari masukan-masukan,” ujarnya.
Sumber daya manusia (SDM) disebutnya memegang peran penting di dalam pembangunan. Sehingga sumberdaya ini menjadi prioritas untuk mengolah sumber daya alam yang ada di Gunungkidul.
“Gunungkidul kan sumberdaya alamnya sangat luas, kaya ya kan kalau SDM disiapkan insyaallah akan cepat maju ke depan. Makanya semboyan saya kan harapan baru Gunungkidul maju. Utamanya SDM, wisata, peternakan itu memiliki potensi tinggi. Mengatasi kekurangan air (juga),” kata dia.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com