RIAU ONLINE, SURABAYA-Aswin Nurgroho kini punya kesibukan baru mengolah kue kering. Sejak jadi wirausahawan, waktunya tidak lagi dihabiskan tles piano dan berolahraga.
Terlahir sebagai down syndrome, Aswin Nugroho sejatinya memiliki bakat di bidang musik dan olahraga. Siswa Loka Bina Karya (LBK) Sekolah Luar Biasa (SLB) Alfa Kumara Wardana 2 itu cukup piawai bermain piano dan berenang. Meski demikian sang ibu, Herawati, tetap mengkhawatirkan masa depan putra bungsunya itu.
"Ada omongan dari kerabat yang lantas membuat saya berpikir tentang masa depan Aswin. Bagaimana masa depan dia nantinya setelah saya tidak ada? Apalagi usia saya sudah segini ," ujar wanita 69 tahun ini, saat dijumpai Basra di kediamannya di kawasan Kenjeran, Senin 20 November 2019.
Perempuan yang akrab di sapa Hera ini mulai berpikir tentang bagaimana Aswin bisa hidup mandiri meski memiliki keterbatasan. Hera lantas membekali Aswin dengan kursus kue.
"Sejak November tahun lalu, saya kursuskan Aswin. Dia sangat antusias setiap kali pergi ke toko kue, dia juga doyan makan kue. Itu kenapa saya pilih kursus kue buat Aswin," jelas ibu dari tiga anak ini.
Karena kegemaran Aswin dengan kue, Aswin pun sangat antusias saat kursus kue. Tahap demi tahap dilalui Aswin dengan semangat. Di rumah, Aswin juga kerap praktik membuat kue-kue kering. Kue-kue kering buatan Aswin memiliki cita rasa yang tak perlu diragukan. Hera merasa takjub Aswin memiliki progres yang luar biasa usai kursus kue.
"Karena kue-kue Aswin enak, ya sudah mulai saya jual. Saya fokuskan Aswin ke kue-kue kering karena bisa lebih awet. Jualan awalnya di kalangan sendiri, penjualannya pun getuk tular (promosi dari testimoni)," kata Hera.
Aswin mulai menjual kue-kue kering kepada khalayak saat puncak peringatan Hari Down Syndrome bulan Maret 2019. Dalam acara yang digelar di salah satu hotel berbintang di kawasan Mayjend Sungkono itu, Aswin mampu menjual 66 pack kue kering kemasan kecil.
Satu pack kue berlabel kue kering Aswin itu dijual seharga Rp15 ribu.
Kemasan kecil sengaja dipilih Hera untuk kue-kue kering Aswin agar terjangkau semua khalayak. Tak sedikit dari mereka yang mencicipi kue kering buatan Aswin, kembali memesannya.
"Prinsip saya meski Aswin seorang down syndrome tapi kue-kue keringnya harus enak agar banyak yang repeat order," tegas Hera.
Gula palem dan kastengel, merupakan dua jenis kue kering Aswin yang menjadi best seller. Dan kini menjelang lebaran, kue kering Aswin juga dijual dalam kemasan 200 gram.
Meski telah menjual kue-kue kering namun Aswin masih tetap mengikuti kursus pembuatan kue. Setidaknya seminggu sekali.
"Masih tetap kursus agar keterampilan dia dalam membuat kue-kue kering terus meningkat dan nantinya dia lebih siap bersaing jualan kue-kue kering," simpul Hera.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com