Ketum PP Muhammadiyah: Cadar Fenomena Hijrah Berlebihan

Haedar-Nashir.jpg
(Suara.com/Putu Ayu Palupi)

RIAU ONLINE, YOGYAKARTA-Pemakaian cadar bagi muslimah yang marak saat ini merupakan fenomena hijrah berlebihan. Sebab, menutup tangan dan muka bukanlah syariah Islam.

“Semangat hijrah terkadang berlebihan. Bagaimana pakaian yang tepat sesuai syariah? Sunah nabi bagi wanita yang sudah akil balik itu, (tubuh) ditutup kecuali muka dan tangan. Maka di luar itu tidak sejalan dengan Alquran dan sunah,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.

Menurut Haedar, dalam tiga fatwa tarjih, muka dan telapak tangan muslimah bukanlah bagian dari aurat yang harus ditutup, karenanya boleh terlihat. Ia menegaskan, tata cara pakaian itulah yang syarii secara Islam.

Haedar mengungkapkan, fenomena hijrah yang berlebihan sebenarnya melanda masyarakat dari latar belakang ekonomi menengah ke atas.



Sebab, di tengah-tengah beragamnya persoalan hidup yang semakin kompleks, mereka kerap menjadikan agama sebagai penyejuk spiritual.

Namun, Haedar menyayangkan hijrah yang dilakukan dengan paham-paham tertentu justru terlalu ekstrem.

Padahal, kata Haedar, beragama bagi orang Islam haruslah sesuai sunah Nabi Muhammad SAW, yakni tidak boleh ekstrem atau berlebihan.

“Di sinilah peran Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk berdakwah dan menjadi pelopor Islam yang berkemajuan dengan meluruskan yang salah. Namun dengan cara berdialog,” imbuhnya.

Artikel ini sudagh terbit di Suara.com