Hormat Pada Harimau Sudah Berkembang Lama Di Sumatera. Ini Buktinya

harimau.jpg
(Azhar Saputra)

 

RIAU ONLINE - Siapa yang mengira bahwa sejak dulu harimau dan manusia dapat hidup berdampingan dengan rukun tanpa menimbulkan konflik apapun.

Ditambah kebiasaan adat, kepercayaan, serta cerita secara turun-temurun menjadikan sebagian warga hingga saat ini masih menghormatinya.

Seperti di Aceh. Masyarakat disana menghomati harimau atau biasa disebut rimueng karena memiliki nilai mistis.

Misalya harimau hitam dan harimau putih yang dilambangkan sebagai penjaga makam tokoh-tokoh keramat. Seperti makam milik Teuku Cot Bada di daerah Pidie. Telihat oleh warga kerap didatangi oleh rimueng menjelang magrib.

Kemudian di Kabupaten Kerinci, Jambi. Masyarakat percaya bahwa ketika adab kesopanan saat memasuki hutan, maka harimau (rimau) tidak akan menganggu.



Kemudian saat menemukan harimau mati, mereka akan menggelar tarian yang disebut Ngagah Harimau. Dimana, memiliki arti menghibur roh harimau. Dipentaskan sebagai kegiatan ritual agar harimau dan masyarakat tetap damai.

Selanjutnya Sumatera Utara. Disini, harimau dihormati dengan panggilan Ompung yang artinya kakek dalam Bahasa Batak. Sebutan ini merupakan tanda hormat untuk orang yang dituakan.

Babiat Sitelpang juga menjadi legenda bagi orang Batak. Babiat Sitelpang adalah harimau pincang yang menjaga ibu serta seorang anak yang diasingkan di dalam hutan.

Di Sumatera Barat, harimau dipanggil dengan sebutan Datuak atau Inyiak. Datuak kemudian menjadi inspirasi aliran ilmu bela diri yaitu silat harimau.

Bela diri ini menggunakan senjata yang disebut kurambik, pisau kecil seperti cakar harimau. Ada pula mitos mengatakan bahwa pesilat yang menguasai aliran ini dapat berubah wujud menjadi harimau.

Terakhir di Bengkulu. Disini masyarakatnya memiliki kepercayaan ketika harimau menampakkan diri diartikan sebagai kondisi tidak baik.

Kemudian mempercayai ketika harimau memakan hewan ternak menjadi sebua pertanda dan peringatan bagi warga setempat. Bukan malah dijadikan sebagai hewan buruan.

Tulisan ini pertama tayang di liputan6.com dengan judul Budaya Menghormati Harimau dari Aceh Hingga Bengkulu